Focus Group Discussion (FGD) 2 terkait pembuatan Masterplan Pengembangan Kawasan Hortikultura khususnya Cabai, Bawang Merah, dan Jeruk di Indonesia diadakan di Hotel Santika Pada Tanggal 18 November 2015. Pertemuan ini menghasilkan banyak masukan yang membangun. Prof. Roedhy menyampaikan bahwa perlu adanya terobosan kebijakan untuk memperbaiki stabilitas produksi, karena kebijakan yang dilakukan sekarang dengan 40 tahun lalu seperti tidak ada perbedaan sehingga stabilitas produksi masih belum bisa diwujudkan. Prof. Anas juga memberikan masukan bahwa penetapan kawasan monokultur harus dekat dengan pasar untuk meningkatkan efisiensi dan memberikan dampak yang cukup berarti bagi stabilitas produksi sehingga sampai ke konsumen dengan baik. Beberapa masukan lain dari para hadirin dalam FGD ini akan sangat membantu dalam penyempurnaan masterplan ke depannya. FGD 2 ini dihadiri oleh beberapa petinggi dan senior dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, serta perwakilan dari Direktorat Jenderal Hortikultura.
Monthly Archives: November 2015
Nenas V4 (P01/09)
Nomor Hibrida P01\09
Nama Varietas : V4 (P01\09)
No. Pendaftaran : 25/PVHP/2007
Tanggal Pendaftaran : 01 Agustus 2007
Deskripsi Varietas :
Tinggi tanaman 74 cm, Diameter tajuk 135 cm, Jumlah daun 58, Lebar daun 6 cm, Panjang daun 71 cm, Umur berbunga 15.8 BST (Bulan Sesudah Tanam), Umur panen 19.21 BST (Bulan Sesudah Tanam), Panjang tangkai buah 15,3 cm, Diameter tangkai buah 1,5 cm, Bobot buah 1250 gram, Bobot mahkota 180 gram, Jumlah spiral 12, Diameter buah (terlebar) 11,5 cm, Panjang buah 15,3 cm, Tebal daging buah 3 cm, Diameter empulur 2,8 cm, Kedalaman mata 5 mm, Tebal kulit buah 6 mm, Nilai TSS (°Brix) : 21,2 (Pangkal); 17,5 (Tengah) ; 15,2 (Ujung), pH : 4,07 (Pangkal); 3,79 (Tengah) ; 4,25 (Ujung), Total asam daging buah : 4,454 (Pangkal); 4,429 (Tengah) ; 4,580 (Ujung), Kadar vitamin C : 41,536 (Pangkal); 39,427 (Tengah) ; 40,265 (Ujung), Tepi daun tidak berduri, Warna buah matang kuning terang, Warna daging buah kuning emas.
Direkomendasikan : Konsumsi segar
PAMERAN PKHT
Tahun 2019
Pameran produk kentang di Pameran Inovasi Industri
Sebagai sarana promosi dari produk yang telah dihasilkan maka pada tanggal 3-6 Oktober 2019 Kentang Katineung dan Kagawa berpartisipasi dalam Pameran I3E Kementerian Ristekdikti yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta.
Dihadiri oleh para konsumen dan respons dari pada peserta pameran sangat positif dan sangat antusias apabila kentang berkulit merah ini dapat dijual luas di pasaran. Selain ukuran kentangnya yang besar, kulitnya yang berwarna merah memberikan dampak positif lain untuk kesehatan karena mengandung antioksidan. Konsumen juga tertarik karena kentang ini selain dapat dikonsumsi menjadi panganan yang biasa diolah oleh ibu rumah tangga seperti perkedel dan tambahan untuk sop, kentang ini juga sangat baik jika diolah menjadi chips ataupun French fries. Para ibu rumah tangga dapat membuat chips dan French fries-nya sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang lebih sehat tentunya.
Tahun 2018
Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), LPPM, IPB turut serta menjadi peserta pameran dalam Ritech Expo 2018. Ritech Expo merupakan pameran tahunan yang diselengarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan menampilkan berbagai hasil riset dan inovasi di bidang teknologi. Pelaksanaan Ritech Expo bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23. Tema Hakteknas tahun ini adalah “Inovasi untuk Kemandirian Pangan dan Energi”. Acara tersebut diikuti oleh kurang lebih 120 institusi yang berasal dari perguruan tinggi, balitbang daerah, kementerian dan lembaga, dunia usaha atau industri dan BUMN.
PKHT sebagai salah satu Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) memamerkan berbagai macam hasil Riset dan Inovasi, di antaranya adalah berbagai varietas hortikultura (pepaya, kentang, cabai, tomat, tanaman hias) serta produk-produk olahan dari UMKM binaan.
Tahun 2015
Dalam rangka hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun 2015, Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengadakan kegiatan pameran yang diselenggarakan di Lapangan D Senayan Jakarta pada tanggal 7-10 Agustus 2015. RITECH EXPO 2015 Kemenristek dan Dikti mengambil tema “Inovasi Iptek untuk Daya Saing Bangsa (sub tema : Pangan, Energi, dan Maritim).
Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT IPB) turut berperan serta dalam rangkaian acara Ritech Expo 2015 yang tergabung dalam Pusat Unggulan IPTEK (PUI IPTEK) Kemenristek, dalam hal ini PKHT IPB menampilkan produk-produk unggulan hasil riset, serta mengisi acara Talk Show yang di bawakan oleh Prof. DR. Sobir, MSi.
Festival Hortikultura 2015
Kementerian Pertanian secara rutin setiap tahun mengadakan kegiatan Festival Hortikultura. Untuk tahun 2015 diadakan di Kota Mataram NTB, agenda kegiatan yang dilaksanakan antara lain : Jambore varietas, pameran, work shop, temu bisnis dll. Kegiatan ini di buka langsung oleh Dirjen Hortikultura dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kunjungan Gubernur NTB ke Stand PKHT di Festival Hortikultura Indonesia.
UJI MULTILOKASI MELON HIBRIDA POTENSIAL DAN PERAKITAN VARIETAS MELON HIBRIDA UNGGUL
Abstrak. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu dari buah-buahan yang memiliki keunggulan komparatif yaitu umur pendek dan bernilai ekonomi tinggi. Ketersediaan buah melon sangat erat kaitannya dengan ketersediaan benih. Sebagian besar benih melon yang ditanam petani diimpor dari luar negeri dan harganya sangat tinggi. Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) LPPM IPB telah melakukan serangkaian kegiatan pemuliaan tanaman melon ke arah pembentukan varietas hibrida unggul. Pada tahun 2008 telah dirakit lebih dari 20 hibrida. Dua hibrida terpilih, yakni Sunrise Meta dan Orange Meta telah melalui tahap uji adaptasi pada musim hujan 2008/2009. Melon „Sunrise Meta‟ ditujukan untuk pasar khusus melon tidak berjala dengan keunggulan: 1) Kulit buah putih bersih, 2) Daging buah yang berwarna jingga, 3) Rasanya manis (potensi kadar PTT: 14.8oBrix), 4) Teksturnya agak renyah, 5) Bobot buah tidak berbeda dengan varietas pembanding, 6) Tidak adanya after-taste yang kurang baik setelah dikonsumsi. Sedangkan Melon „Orange Meta‟ mempunyai keunggulan: 1) Kulit buah kuning menarik, 2) Daging buah yang berwarna jingga 3) Rasanya manis (potensi kadar PTT: 14.8 oBrix), 4) Teksturnya renyah, 4) Bobot buah tidak berbeda dengan varietas pembanding dan 5) Tidak ada after-taste yang kurang baik setelah dikonsumsi. Hasil uji preferensi konsumen menunjukkan Sunrise Meta dan Orange Meta lebih disukai panelis dibandingkan varietas pembanding. Untuk antisipasi perubahan selera konsumen dipersiapkan calon varietas unggul baru hasil persilangan tahun 2009. Varietas hybrid Orange Meta dan Sunrise Meta direkomendasikan untuk dilepas sebagai varietas komersial. Didukung oleh sertifikat pendaftaran Varietas Hasil Pemuliaan Nomor 207/PVHP/2009.
Kata kunci: Melon, varietas hibrida, uji multilokasi
PENGEMBANGAN PISANG SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Abstrak. Pisang merupakan tanaman yang relatif dapat beradaptasi luas dalam kondisi lahan dan musim kering. Pengembangan pisang, khususnya di daerah rawan pangan dan gizi diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan daerah tersebut. Namun, produksi pisang nasional mendapat ancaman serangan penyakit layu darah yang ditularkan oleh serangga melalui bunga jantannya. Penemuan pisang kepok mutan yang tidak berbunga jantan di Sulawesi tahun 1992 oleh tim Budenhagen, kemudian dilanjutkan oleh tim Pusat Kajian Buah Tropika-IPB mulai tahun 2008 memberi harapan terhadap penyelesaian penyakit layu darah. Uji observasi awal dilakukan ke daerah asal pisang tersebut, yaitu Kabupaten Kepulauan Selayar dan Bone, Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi telah terpilih pisang Kepok Loka Nipah sebagai calon varietas unggul karena mampu berproduksi hingga 41 kg/pohon, daging buah berwarna kuning muda dan rasanya manis. Pengamatan terhadap sifat fenotipe dan genetik dilakukan guna memperoleh data yang diperlukan untuk usulan pelepasan varietas yang akan dikirimkan ke Tim Penilai dan Pelepasan Varietas (TP2V), Departemen Pertanian. Berdasarkan sidang pelepasan varietas tanggal 4 Nopember 2009, pisang kepok Loka Nipah telah disetujui dengan nama Unti Sayang. Pelepasan varietas dilakukan bekerjasama dengan Pemda Sulawesi Selatan. Duplikasi pohon induk sebagai bahan perbanyakan bibit telah dilakukan dan ditanam di Kebun Percobaan PKBT, Pasir Kuda. Saat ini tersedia sekitar 200 plantlet pisang Kepok Unti Sayang yang akan diperbanyak untuk bahan diseminasi 2010.
Kata kunci : Pisang, layu darah, dan varietas.