Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan Ultra High Density pada Budidaya Alpukat

Dalam rangka meningkatkan kapasitas petani/pelaku usaha hortikultura untuk menunjang keberhasilan pengembangan kampung hortikultura. Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan RI, menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan Ultra High Density pada Budidaya Alpukat dengan mengundang narasumber dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, LPPM-IPB, Dr. Endang Gunawan, SP, MSi.

Acara dilaksankan pada hari Selasa, 7 September 2021 di Fitra Hotel Majalengka, Jl. KH. Abdul Halim No. 88, Munjul Kec. Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Pelaku Usaha Durian

Dalam rangka meningkatkan kapasitas petani/pelaku usaha hortikultura untuk menunjang keberhasilan pengembangan kampung hortikultura. Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan RI menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas petani dan Pelaku Usaha Durian dengan mengundang narasumber dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, LPPM-IPB, Dr. Endang Gunawan, SP, MSi dengan topik “Teknologi Budidaya Durian untuk Mendukung Pengembangan Kampung Durian”.

Acara dilaksanakan pada hari Jumat-Sabtu, 3-4 September 2021 di Bale Nyi Pohaci, Kp. Cipulus, Desa Nagrog, Kecamatan Wanayasa, Ka. Purwakarta Jawa Barat. 

Peningkatan Kapasitas Teknis Budidaya Pertanian yang Baik melalui Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Klaster Bawang Putih Kabupaten BoyolaliI

Kabupaten Karanganyar dan Boyolali merupakan salah satu sentra produksi hortikultura di Jawa Tengah. Komoditi holtikultura yaitu sayur-sayuran yang paling dominan dan relatif merata diusahakan oleh petani di wilayah tersebut. Di samping itu, potensi bawang putih di dua Kabupaten tersebut cukup besar dan mulai digalakkan kembali secara mandiri dan melalui program kemitraan dengan importir. Pengembangan pertanian bawang putih di Kabupaten Karanganyar terletak di Kec. Tawangmangu, Kec. Jatiyoso, Kec. Ngargoyoso dan Kec. Jenawi. Sedangkan pengembangan bawang putih di wilayah boyolali di Kec. Selo, di Desa Senden, Tarubarang, Jeruk, Selo, dan Samiran dengan total luas lahan tanam sekitar 87 hektare.

Salah satu kendala budidaya bawang putih adalah produksi umbi benih bawang putih yang memerlukan masa dormansi relatif lama yaitu 5-6 bulan. Masa dormansi yang relatif lama tersebut menyebabkan banyak petani enggan mengembangkan bisnis bibit bawang putih. Kebanyakan petani langsung menjual hasil panen bawang putih sebagai bawang konsumsi bukan sebagai bibit yang nilai ekonomisnya jauh lebih tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan stok bibit bawang putih lokal berkualitas menjadi langka saat musim tanam tiba, sehingga tidak sedikit petani bawang butih kesulitan mendapatkan bibit yang berkualitas. Selain itu, lokasi penanaman bawang putih dengan topografi daerah pegunungan menyebabkan seringnya awan dan kabut frost turun ke lahan, sehingga intersitas penyinaran matahari menjadi berkurang. Hal ini tentu akan mengganggu proses fotosintesa tanaman tidak optimal yang dapat menghambat pertumbuhan vegetatif maupun pertumbuhan generatif pada tanaman yang akan berdampak pada pertumuhan umbi tidak maksimal.

Berdasarkan uraian di atas, maka penting untuk dilakukan pelatihan tentang teknis budidaya pertanian yang baik Good Agricultural Practices (GAP) dan inovasi teknologi ramah lingkungan untuk peningkatan produktivitas bawang putih. kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petani dalam penerapan GAP dan adaptasi terhadap teknologi untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani.

II. TUJUAN KEGIATAN
a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta mengenai manajemen bertani yang baik (Good Agricultural Practices).

b. Meningkatkan kemampuan manajerial dalam usaha produksi pertanian yang ramah lingkungan, aman dan berkualitas.

c. Meningkatkan kesadaran petani untuk mulai mengimplementasikan cara bertani yang baik melalui teknik Good Agricultural Practices.

d. Meningkatkan kesadaran petani terkait dengan pentingnya keamanan pangan, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya saing.

e. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani untuk mengembangkan bibit yang berkualitas.

f. Meningkatkan efisiensi waktu pembibitan bawang putih.

g. Memberikan motivasi kepada petani bawang putih untuk kembali mengembangkan komoditas bawang putih yang lebih berkualitas.

https://solo.suaramerdeka.com/ekonomi/pr-05307858/tingkatkan-kualitas-bawang-putih-lokal-bi-solo-gelar-capacity-building-bagi-petani

Pelatihan Double Cromosom Bawang Putih Klaster Bawang Putih Kabupaten Lombok Timur

Pengembangan bawang putih (khususnya benih) di Kecamatan Sembalun merupakan salah satu kabupaten yang ditunjuk oleh kementerian Pertanian sebagai penyedia sumber benih bawang putih Nasional dengan varietas Sangga Sembalun yang merupakan benih yang sangat cocok dikembangkan selain di Nusa Tenggara Barat.

Melalui klaster yang dikembangkan dengan  pendekatan integrated farming melalui demplot seluas 1 Ha yang melibatkan 20 orang anggota kelompok Makem sebagai champion dan telah mampu menjadi percontohan di Kabupaten Lombok Timur.

Dengan luasan yang dimiliki selain demplot seluas 1 ha, hingga saat ini, lahan kepemilikan kelompok dengan luas areal  20 Ha (lahan sawah/tegalan) secara keseluruhan belum menerapkan total organik, karena masih minimnya keterbatasan bahan baku pupuk (Kohe) sebagai pupuk bokashi.

Pengembangan klaster bawang putih di Kecamatan Sembalun tidak hanya bagaimana menghasilkan benih yang berkualitas, namun melalui upaya penyehatan tanah juga sudah dilakukan, hal itu bertujuan untuk mengembalikan kesehatan dan kesuburan tanah yang selama ini memiliki unsur hara yang sangat miskin karena penggunaan pestisida kimia yang berlebihan.

Melalui penerapan program klaster, munculnya kesadaran akan pentingnya kesehatan menjadi semangat kepada kelompok champion untuk berkomitmen dalam pengembangan produk organik dengan pemanfaatan kohe dan bahan baku pembuatan pupuk (padat/cair) sebagai media untuk menuju total organik.

Adapun tujuan pelatihan Double Cromosom antara lain:

  • Meningkatnya pengetahuan Kelompok dalam mengembangkan teknologi double cromosom.
  • Kelompok dapat menerapkan tenologi baru sebagai upaya perbanyakan bawang putih konsumsi selain benih.
  • Pengembangan benih bawang putih menjadi bawang putih konsumtif.
  • Kelompok memiliki kemampuan (selanjutnya) dalam memperluas pengembangan bawang putih double cromosom.

Narasumber kegiatan ini

Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)

Program Pengendalian Bencana Pertanian : Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Manggis

Manggis merupakan salah satu komoditas primadona ekspor nasional.  Ekspor manggis pada tahun 2020 mencapai 47.347.547 kg senilai US$ 78.324.450. Meningkat dari tahun 2019 sebesar 27.793.321 kg senilai US$ 42.618.500.  Kabupaten Bogor sebagai salah satu sentra produksi manggis di Indonesia memiliki peran penting sebagai pemasok buah manggis untuk memenuhi kebutuhan ekspor manggis nasional.  Kontribusi Kabupaten Bogor dalam ekspor manggis masih dapat ditingkatkan.  Salah satunya melalui peningkatan produksi dan kualitas manggis yang dihasilkan.  Dalam upaya meningkatkan produksi dan kualitas manggis yang dihasilkan, telah dilakukan bimbingan teknologi bagi petani manggis.  Diantaranya adalah di Kelompok Tani Sinar Makmur, Pabangbon – Kecamatan Leuwiliang pada tanggal 24 Juni 2021.  Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor ini diikuti oleh lebih dari 30 orang yang terdiri dari petani manggis, penyuluh pertanian, dan UPT. Pertanian Kecamatan Leuwiliang.

 

Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)

Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebuanan Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengadakan “Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)” dengan mengundang narasumber/pendamping petani dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Naekman Naibaho, SP, MSi dengan judul materi  “Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Tanaman Manggis”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2021 bertempat di Desa Curug , Cigudeg, Jasinga Bogor. Kegiatan berlangsung di Kelompok Tunas Mekar yang dihadiri sekitar 10-15 orang peserta yaitu petani dan pengumpul buah manggis setempat.
Lama kegiatan : ± 1 jam, 45 menit