KENIKIR (Cosmos caudatus Kunth.)

Nama Umum :

Ulam raja (Melayu), kenikir (jawa tengah), pelampong (Malaysia)

Deskripsi:

Perdu dengan tinggi 75-100 cm dan berbau khas. Batang tegak, segi empat, beralur membujur, bercabang banyak, beruas berwarna hijau keunguan.

Kegunaan :

Daun Cosmos caudatus mengandung saponin, flavonoid polifenol dan minyak atsiri. Akarnya mengandung hidroksieugenol dan koniferil alkohol (Fuzzati et al., 1995).
Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) banyak dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran. Secara tradisional daun ini juga digunakan sebagai obat penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang dan pengusir serangga.

Budidaya :

Metode perbanyakan tanaman kenikir secara umum adalah dengan menggunakan benih (van den Bergh, 1994). Percobaan identifikasi tanaman kenikir yang dilakukan oleh Hermanto (2008) menggunakan biji dan ditanam langsung dengan cara disebar di lahan. Lahan penanaman tersebut menggunakan media tanam arang sekam, kompos, dan tanah. kenikir dapat dipanen setelah disemai selama dua minggu dan ditanam di lahan selama enam minggu.  Tumbuh baik di dataran rendah dengan kondisi tanah yang subur, liat, dan berdrainase baik, sampai pegunungan ± 700 m dpl. Tanaman ini menyukai terbuka yang mendapatkan sinar matahari penuh.

Posted in Sayuran Indigenous, Sayuran Indigenous.