Abstrak. Pisang merupakan komoditas yang sangat potensial dikembangkan untuk menunjang ketahanan pangan. Namun produksi pisang nasional mendapat ancaman serangan penyakit layu darah yang ditularkan oleh serangga melalui bunga jantan pisang. Berdasarkan kegiatan penelitian tahun 2009, PKBT IPB bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Selatan telah melepas varietas unggul pisang kepok tanpa bunga jantan dengan nama Pisang Unti Sayang. Pisang ini tahan (escape) terhadap penyakit layu darah. Kegiatan perbanyakan benih pisang dan pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan tujuan untuk didiseminasikan kepada para petani juga mulai dilakukan. Kegiatan yang dilakukan tahun 2010 meliputi diseminasi benih pisang Unti Sayang, diseminasi penerapan Good Agricultural Practices (GAP) di tingkat petani, serta sosialisasi pengolahan minimum pisang kepok. Pelatihan dan sosialisasi GAP pisang Kepok Unti Sayang telah dilakukan di Kecamatan Teras, Boyolali dan Kecamatan Ciampea, Bogor. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman dengan perlakuan SOP lebih baik dibandingkan non SOP. Pengembangan teknologi pengolahan minimum pisang dilakukan dengan cara dicacah dan dikeringkan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan gizi olahan sederhana pisang kepok pada H0 (saat panen) hampir sama dengan beras/nasi.
Kata kunci : Ketahanan pangan, pisang kepok, diseminasi, Good Agricultural Practices
(GAP), pengolahan minimum.