PENGEMBANGAN PISANG SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL

Abstrak. Pisang merupakan tanaman yang relatif dapat beradaptasi luas dalam kondisi lahan dan musim kering. Pengembangan pisang, khususnya di daerah rawan pangan dan gizi diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan daerah tersebut. Namun, produksi pisang nasional mendapat ancaman serangan penyakit layu darah yang ditularkan oleh serangga melalui bunga jantannya. Penemuan pisang kepok mutan yang tidak berbunga jantan di Sulawesi tahun 1992 oleh tim Budenhagen, kemudian dilanjutkan oleh tim Pusat Kajian Buah Tropika-IPB mulai tahun 2008 memberi harapan terhadap penyelesaian penyakit layu darah. Uji observasi awal dilakukan ke daerah asal pisang tersebut, yaitu Kabupaten Kepulauan Selayar dan Bone, Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi telah terpilih pisang Kepok Loka Nipah sebagai calon varietas unggul karena mampu berproduksi hingga 41 kg/pohon, daging buah berwarna kuning muda dan rasanya manis. Pengamatan terhadap sifat fenotipe dan genetik dilakukan guna memperoleh data yang diperlukan untuk usulan pelepasan varietas yang akan dikirimkan ke Tim Penilai dan Pelepasan Varietas (TP2V), Departemen Pertanian. Berdasarkan sidang pelepasan varietas tanggal 4 Nopember 2009, pisang kepok Loka Nipah telah disetujui dengan nama Unti Sayang. Pelepasan varietas dilakukan bekerjasama dengan Pemda Sulawesi Selatan. Duplikasi pohon induk sebagai bahan perbanyakan bibit telah dilakukan dan ditanam di Kebun Percobaan PKBT, Pasir Kuda. Saat ini tersedia sekitar 200 plantlet pisang Kepok Unti Sayang yang akan diperbanyak untuk bahan diseminasi 2010.

Kata kunci : Pisang, layu darah, dan varietas.

Selengkapnya

REKAYASA LINGKUNGAN TERMAL LARUTAN NUTRISI PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT SECARA HIDROPONIK

Abstrak. Zone cooling diterapkan untuk mendinginkan suhu pada daerah perakaran pada tanaman tomat yang dibudidayakan secara hidroponik. Percobaan dilakukan dengan tiga perlakuan, yaitu pendinginan larutan nutrisi siang malam, pendinginan malam dan tanpa pendinginan. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman tomat dan kualitas buah tomat yang dihasilkan serta perubahan suhu larutan nutrisi harian selama pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini dilakukan juga analisis pindah panas pada pendinginan siang malam larutan nutrisi. Disamping itu dikembangkan juga sistem monitoring lingkungan mikro dengan menggunakan filed server (FS) untuk menentukan kebutuhan air dan nutrisi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pendinginan
siang malam menunjukkan pertumbuhan tanaman yang relatif lebih cepat, dan buah tomat yang dihasilkan mempunyai kadar gula relatif lebih tinggi dibanding perlakuan yang lain. Analisis keseimbangan termal dan pindah panas terhadap model yang dikembangkan diselesaikan dengan metode numerik beda hingga Euler (finite difference method). Hasil validasi model diperoleh nilai koefisien determinasi pada tangki larutan nutrisi sebesar 0.748 dan pada bedeng tanaman sebesar 0.733. Dengan menggunakan IP Public pada monitoring dengan field server, parameter radiasi matahari, suhu udara dan kelembaban relatif dan kondisi tanaman bisa diketahui dan diakses secara online dengan jaringan internet.

Kata kunci : Pendinginan siang malam, zone cooling, larutan nutrisi, hidroponik, tomat.

Selengkapnya

PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNTI SAYANG MELALUI PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP)

Abstrak. Pisang merupakan komoditas yang sangat potensial dikembangkan untuk menunjang ketahanan pangan. Namun produksi pisang nasional mendapat ancaman serangan penyakit layu darah yang ditularkan oleh serangga melalui bunga jantan pisang. Berdasarkan kegiatan penelitian tahun 2009, PKBT IPB bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Selatan telah melepas varietas unggul pisang kepok tanpa bunga jantan dengan nama Pisang Unti Sayang. Pisang ini tahan (escape) terhadap penyakit layu darah. Kegiatan perbanyakan benih pisang dan pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan tujuan untuk didiseminasikan kepada para petani juga mulai dilakukan. Kegiatan yang dilakukan tahun 2010 meliputi diseminasi benih pisang Unti Sayang, diseminasi penerapan Good Agricultural Practices (GAP) di tingkat petani, serta sosialisasi pengolahan minimum pisang kepok. Pelatihan dan sosialisasi GAP pisang Kepok Unti Sayang telah dilakukan di Kecamatan Teras, Boyolali dan Kecamatan Ciampea, Bogor. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman dengan perlakuan SOP lebih baik dibandingkan non SOP. Pengembangan teknologi pengolahan minimum pisang dilakukan dengan cara dicacah dan dikeringkan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan gizi olahan sederhana pisang kepok pada H0 (saat panen) hampir sama dengan beras/nasi.

Kata kunci : Ketahanan pangan, pisang kepok, diseminasi, Good Agricultural Practices
(GAP), pengolahan minimum.

Selengkapnya

The Estimation of Varian Component, Heritability, and Correlation to Determine Selection Criteria in the F5 Population of Pepper (Capsicum annuum L.)

Abstract. Information on genetic variability and correlation between quantitative characters with yield are important for support the selection program. The objective of the research was to estimate the genetic variability, heritability, and path analysis on agronomic characters to determine the selection criteria in the chili. This research was conducted at Research Station of Leuwikopo, Darmaga, Bogor from November 2009 until May 2010. This research observed all populations i.e. F5 population: 320 plants, IPB C2 population: 20 plants, and IPB C5 population: 20 plants. The results showed that total fruit weight, thick and fruit diameter, middle fruit diameter, blossom end fruit diameter, fruit weight, and days to flowering have a high broad sense heritability . High coefficient of genetic variability values were obtained ini number of fruits per plant, fruit weight, stem diameter, fruit diameter, and fruit weight. Based on the heritability, genetic variability, correlations analysis and path analysis, characters that can be used as selection criteria in this study is the number of fruit per plant, fruit weight, and fruit diameter.

Key words: genetic variability, heritability, path analysis, selection

Details

EVALUASI KERAGAMAN GALUR MUTAN ARTEMISIA HASIL IRADIASI GAMMA

Abstrak. Serangan penyakit malaria di Indonesia terus meningkat. Di lain pihak, penyebab penyakit ini yaitu Plasmodium falciparum telah resisten terhadap obat malaria yang selama ini digunakan. Artemisinin, dari tanaman artemisia telah diteliti dapat mengendalikan malaria. Permasalahan yang dihadapi adalah kandungan artemisinin dari Artemisia annua yang ditanam di Indonesia masih sangat rendah, yaitu berkisar 0.1 — 0.5 %. Peningkatan keragaman genetik artemisia dengan menggunakan iradiasi sinar gamma merupakan metode alternative untuk mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan induksi mutasi pada biji artemisia dengan dosis 10-100 Gy. Planlet hasil iradiasi yang mempunyai perakaran yang baik, diaklimatisasi di rumah kaca dan galur mutan yang didapatkan ditanam di Kebun Percobaan Gunung Putri, Balittro dengan ketinggian 1545 m dpl. Sebagai pembanding digunakan tanaman yang berasal dari biji (kontrol biji) dan tanaman dari kultur in vitro yang tidak diradiasi (kontrol in vitro). Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur-galur mutan memperlihatkan keragaman morfologi, antara lain tinggi tanaman, bentuk daun, umur berbunga. Galur mutan umumnya berbunga lebih lambat dibandingkan tanaman kontrol. Sepuluh galur mutan telah terseleksi berdasarkan bobot basah dan bobot kering tanaman yang kemudian di analisis kandungan artemisininnya. Hasil penelitian menunjukkan kandungan artemisinin dari galur mutan bervariasi antara 0.44 — 1.41%, sedangkan kandungan artemisinin dari tanaman kontrol in vitro adalah 0.43%.

Kata kunci : Artemisia annua L, artemisinin, induksi mutasi, galur mutan

Selengkapnya

Diallel Analysis using Hayman Method to Study Genetic Parameters of Yield Components in Pepper(Capsicum annuum L.)

Abstract. One method to obtain genetic information is the diallel cross analysis. The objective of this study was to evaluate the genetic parameters of six inbred pepper (Capsicum annuum L.) using full diallel crosses. The experiment was conducted at IPB Experiment Field, Cikabayan, Darmaga. The design was randomized complete block design (RCBD) using three replications as blocks. Data from generation F1 and parents were analyzed using the Hayman Method. Results indicated that no epistatic effects were significant for all the traits assessed. Additive genetic effects were larger than the dominant effects for yield per plant, fruit length, and diameter fruit traits. Dominant genetic effects were larger than the additive effects for fruit weight traits. Narrow-sense and broad-sense heritability were high for all the traits assessed. The character of the yield per plant, fruit weight and fruit diameter shows that there were more dominant genes in the parents. There were more recessive genes in parents for the fruit length character. IPB C7 parent was the most recessive genes containing control characters in the yield per plant. In the new improved varieties of high yielding, IPB C7 could be crossed with IPB C9. Employing individual or mass selection breeding should be successful in developing high-productivity lines in this population.

Key words: pepper, additive effects, dominant effects, yield component, full diallel

Details