Kunjungan Tamu dari BRIN dan Rutgers -The State University of New jersey

Dalam rangka kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan kerja sama cabai antara BRIN dan Rutgers -The State University of New Jersey serta kerjasama antara BRIN dan IPB University untuk membahas perkembangan kegiatan dengan Prof. Dr. Ilya Raskin (Rutgers University) dan prof. Dr. Vyachleslav Dushenkov (City University of New York/CUNY).

Kunjungan dilaksanakan pada tanggal 28 oktober – 2 November 2024 dengan agenda pertemuan pembahasan perkembangan kegiatan kerjasama riset cabai antara BRIN-Rutgers dan BRIN-IPB University, antisipasi kendala dan potensial solusi, rencana tindak lanjut, sharing knowledge pemaparan oleh mitra USA sebagai narasumber berupa hybrid mengundang peneliti lain.

Berikut kunjungan ke Kebun Percobaan PKHT Tajur, Bogor.

 

IPB University Luncurkan Mesin Fertigasi Nutriferads: Solusi Inovatif untuk Meningkatkan Produktivitas Hortikultura

Bogor, 20 Maret 2024 – IPB University hari ini meluncurkan Mesin Fertigasi Nutriferads, sebuah terobosan teknologi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas budidaya hortikultura di Indonesia. Mesin ini merupakan bagian integral dari Decision Support System (DSS) untuk irigasi dan fertigasi, yang memungkinkan pengelolaan air dan pupuk yang presisi dan optimal di lapangan.

Acara launching yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Tajur, Pusat Kajian Hortikultura IPB ini dihadiri pihak LPDP Kementerian Keuangan RI, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Perwakilan Kementerian Pertanian, Para pejabat di lingkungan IPB, beberapa kepala daerah, pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat dan organisasi petani, mitra dan civitas akademika IPB University.

Mesin Fertigasi Nutriferads merupakan hasil karya inovatif para peneliti IPB University dari berbagai disiplin ilmu/multidisiplin di bawah koordinasi Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT IPB). Dilengkapi dengan database komprehensif, sensor canggih, dan sistem komputer cerdas, mesin ini mampu menganalisis kondisi tanah dan tanaman secara real-time. Menurut Prof. Anas D. Susila, peneliti utama riset ini, berdasarkan hasil analisis tersebut, mesin secara otomatis mengatur pemberian air dan pupuk sesuai dengan kebutuhan spesifik tanaman, memastikan penggunaan sumber daya yang efisien dan optimal.

Menurut Kepala PKHT, Prof. Dr. Awang Maharijaya, budidaya tanaman presisi diawali dari kegiatan pengelolaan kesehatan dan kesuburan tanah secara presisi.Penetapan rekomendasi dosis pupuk berdasarkan analisis tanah dilakukan sebelum penanaman. Hasil analisis tanah diproses melalui program aplikasi FERADS untuk menetapkan rekomendasi dosis pupuk. Hasil rekomendasi dosis pupuk dapat diaplikasikan pada budidaya tanaman secara otomatis menggunakan mesin NUTRI-FERADS, sehingga kebutuhan air dan pupuk dapat diberikan secara presisi. PKHT IPB dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Keuangan Republik Indonesia, melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang telah mendanai penelitian ini melalui Skema Rispro Invitasi.

Pihak LPDP yang diwakili oleh Direktur Fasilitasi Riset, Ir. Wisnu Sadjono Soenarso, M.Eng, menyampaikan penghargaan kepada IPB yang telah berhasil menyelesaikan riset dengan baik dan berharap inovasi ini segera sampai di masyarakat. Pihaknya akan mendorong stakeholders terkait untuk segera memanfaatkan hasil riset ini.

Prof. Ernan Rustiadi, Wakil Rektor IPB University, menjelaskan bahwa peluncuran mesin ini merupakan langkah nyata IPB University dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional. “Salah satu faktor utama yang menghambat produktivitas hortikultura di Indonesia adalah kurangnya efisiensi dalam penggunaan air dan pupuk,” ungkap Prof. Ernan. “Mesin Fertigasi Nutriferads hadir sebagai solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan tersebut, membantu para petani dalam meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan mereka.”

Keunggulan utama Mesin Fertigasi Nutriferads diantaranya meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pupuk hingga 30%, meningkatkan produktivitas tanaman hingga 40%, dan mempermudah pekerjaan petani, mengurangi penggunaan Hari Orang Kerja (HOK) secara signifikan (sekitar 70-80%).

Prof. Ernan optimis bahwa Mesin Fertigasi Nutriferads dapat diadopsi secara luas oleh para petani di seluruh Indonesia. “Saat ini, mesin DSS telah memasuki tahap pabrikasi melalui kerjasama dengan CV. Kharisma, mitra manufaktur dan komersialisasi. Mesin ini sudah dapat dipesan untuk memenuhi kebutuhan berbagai daerah, petani, dan pengusaha pertanian di Indonesia,” paparnya.

Peluncuran Mesin Fertigasi Nutriferads merupakan bukti nyata komitmen IPB University dalam berkontribusi pada kemajuan sektor pertanian nasional. Dengan solusi inovatif ini, IPB University optimis dapat mendorong peningkatan produktivitas hortikultura, memperkuat ketahanan pangan nasional, dan meningkatkan kesejahteraan para petani di Indonesia. IPB University merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia dengan fokus pada bidang pertanian, sains, dan teknologi. IPB University memiliki komitmen untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing, serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan bangsa.

Berita lainnya terkait Launching alat Nutriferads bisa dilihat di IPB Today :

https://www.ipb.ac.id/news/index/2024/03/ipb-university-launching-nutriferads-alat-fertigasi-dan-irigasi-otomatis/

Pameran INARI Expo

Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB mengikuti pameran INARI Expo tanggal 20-23 September 2023 di Cibinong.

Pengembangan Buah Nanas Unggul di Kediri Terkendala Bibit yang Terbatas

KEDIRI, Tugujatim.id – Produksi nanas di Kabupaten Kediri masih perlu dikembangkan terutama jenis PK 1 yang merupakan komoditas unggul. Terbatasnya bibit menjadi kendala utama bagi pengembangan nanas di lereng Gunung Kelud tersebut.

Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Holtikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, Vinorita, mengatakan bahwa saat ini nanas jenis PK 1 di Kecamatan Ngancar produksinya masih rendah. Hanya ada 8 hektare lahan nanas berjenis unggul ini.

berita selengkapnya bisa di lihat di link berikut :

https://tugujatim.id/pengembangan-buah-nanas-unggul-di-kediri-terkendala-bibit-yang-terbatas/

IPB Panen Bawang Merah Hasil Riset Varietas Unggul di Blitar

Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB University) melakukan panen bawang merah hasil diseminasi riset varietas unggulan di Kabupaten Blitar.

Panen dilakukan di lokasi demfarm yang dikembangkan bersama dengan mitra setempat melalui Program Prioritas Riset Nasional (PRN).

Panen bawang merah ini dihadiri oleh Tim Peneliti PRN Bawang Merah yang diketuai oleh Prof.MA Chozin, Kepala PKHT IPB University Dr. Awang Maharijaya, hingga pejabat local di Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar.

Menurut Awang, PKHT IPB University mengembangkan demplot farm (demfarm) bawang merah di beberapa lokasi, yaitu Kabupaten Blitar, Jawa Timur (1 hektare), Kabupaten Tegal (0,5 hektare) dan Kabupaten Kebumen (2.000 meter persegi) serta Kabupaten Kuningan (1 hektare).

“Panen ini merupakan bagian dari rangkaian uji coba dan diseminasi hasil riset varietas unggul dan teknologi produksi bawang merah,” ujar Awang seperti dikutip dari situs resmi IPB University, Senin (31/01/2022).

Varietas yang ditanam adalah varietas yang dikembangkan oleh PKHT IPB University, yaitu Tajuk (ditanam di Blitar, Kebumen, Tegal) dan SS Sakato (ditanam di Kebumen dan Kuningan).

“Diharapkan dengan demfarm ini, masyarakat tertarik menggunakan varietas unggul yang telah dihasilkan oleh PKHT IPB University sebagai alternatif jenis bawang merah yang dikembangkan oleh masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu, menurut Nur, petani yang lahannya menjadi lokasi demplot, produksi bawang merah yang dikembangkan ini sangat bagus.

“Produksinya mencapai 17 ton—20 ton per hektare (berat basah). Varietas yang ditanam adalah Tajuk. Selain produksinya yang tinggi, keunggulan bawang adalah kurang disukai oleh ulat bawang [Spodoptera exigua] sehingga serangan hama ulat bawang relatif rendah,” ujarnya.

Editor: Bunga NurSY