Workshop Penguatan Kelembagaan Pusat Unggulan IPTEKS tahun 2015

Penguatan kelembagaan iptek merupakan langkah penting dalam penguatan sistem inovasi nasional agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi dengan menghasilkan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi penggunaan teknologi (masyarakat, industri, dan pemerintah). Diharapkan dengan tumbuhnya inovasi dan teknologi yang disertai dengan pemanfaatan oleh pengguna, kontribusi iptek terhadap pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Salah satu upaya Kementerian Riset dan Teknologi untuk memperkuat kelembagaan iptek adalah melalui pengembangan Pusat Unggulan Iptek. Tujuan dikembangkannya Pusat Unggulan Iptek adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang menjadi lembaga litbang unggul bertaraf internasional dalam bidang prioritas spesifik agar terjadi peningkatan relevansi dan produktivitas serta pendayaan iptek dalam sektor produksi untuk menumbuhkan perekonomian nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Workshop ini dihadiri oleh pusat-pusat yang ada di lingkungan IPB serta dihadiri oleh Wakil Ketua LPPM IPB, Bapak Hartoyo. Beliau menekankan bahwa LPPM memiliki suatu model, yaitu model yang megintegrasikan penelitian dengan pengabdian kepada masyarakat. Inovasi hasil penelitian diharapkan bisa didiseminasikan kepada masyarakat. Dalam menjalankan model tersebut diharapkan setiap pusat yang ada di lingkungan IPB dapat membuat kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa KKN. Wakil Ketua LPPM IPB juga mengharapkan setiap pusat agar mengisi sistem manajemen kerja yang berfungsi untuk mengevaluasi apa saja yang sudah dilakukan oleh pusat-pusat di lingkungan IPB. Sebagai pemateri, Bapak Kemal Prihatman (Direktur Lembaga Litbang Kemenristek Dikti) memberikan beberapa uraian mengenai Pusat Unggulan Iptek (PUI), bagaimana tahapan suatu lembaga menjadi PUI. Salah satu faktor yang mendorong inovasi adalah kualitas lembaga litbang. Kualitas lembaga litbang di Indonesia masih tertinggal dibanding negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Singapura. Suatu lembaga dikatakan berkualitas bila sudah menerapkan dua hal yaitu PUI dan adanya Science Techno Park (STP) yang dibangun. Kemudian acara dilanjutkan dengan lesson learn yaitu sharing pusat-pusat yang sudah menjadi PUI diantaranya PKHT, PSB, SBRC dan PSSP. Dengan adanya lesson learn ini diharapkan pusat-pusat yang belum menjadi PUI bisa termotivasi untuk menjadi PUI, karena banyaknya manfaat yang diberikan bila pusat menjadi PUI.

IMG_3524 IMG_3546 IMG_3555

P51204-092315

FGD Master Plan Pengembangan Kawasan Hortikultura Indonesia

Focus Group Discussion (FGD) 2 terkait pembuatan Masterplan Pengembangan Kawasan Hortikultura khususnya Cabai, Bawang Merah, dan Jeruk di Indonesia diadakan di Hotel Santika Pada Tanggal 18 November 2015. Pertemuan ini menghasilkan banyak masukan yang membangun. Prof. Roedhy menyampaikan bahwa perlu adanya terobosan kebijakan untuk memperbaiki stabilitas produksi, karena kebijakan yang dilakukan sekarang dengan 40 tahun lalu seperti tidak ada perbedaan sehingga stabilitas produksi masih belum bisa diwujudkan. Prof. Anas juga memberikan masukan bahwa penetapan kawasan monokultur harus dekat dengan pasar untuk meningkatkan efisiensi dan memberikan dampak yang cukup berarti bagi stabilitas produksi sehingga sampai ke konsumen dengan baik. Beberapa masukan lain dari para hadirin dalam FGD ini akan sangat membantu dalam penyempurnaan masterplan ke depannya. FGD 2 ini dihadiri oleh beberapa petinggi dan senior dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, serta perwakilan dari Direktorat Jenderal Hortikultura.

P51118-100034 P51118-100015 P51118-090703 P51118-090635

Nenas V4 (P01/09)

Nomor Hibrida P01\09

Nama Varietas :  V4 (P01\09)

No. Pendaftaran :  25/PVHP/2007

Tanggal Pendaftaran  :  01 Agustus 2007

Deskripsi Varietas :

Tinggi tanaman 74 cm, Diameter tajuk 135 cm, Jumlah daun 58, Lebar daun 6 cm, Panjang daun 71 cm, Umur berbunga 15.8 BST (Bulan Sesudah Tanam), Umur panen 19.21 BST (Bulan Sesudah Tanam), Panjang tangkai buah 15,3 cm, Diameter  tangkai  buah  1,5  cm,  Bobot  buah  1250  gram,  Bobot  mahkota  180  gram,  Jumlah  spiral  12,  Diameter  buah (terlebar) 11,5 cm, Panjang buah 15,3 cm, Tebal daging buah 3 cm, Diameter empulur 2,8 cm, Kedalaman mata 5 mm, Tebal  kulit  buah  6  mm,  Nilai  TSS  (°Brix)  :  21,2  (Pangkal);  17,5  (Tengah)  ;  15,2  (Ujung),  pH  :  4,07  (Pangkal);  3,79 (Tengah) ; 4,25 (Ujung), Total asam daging buah : 4,454 (Pangkal); 4,429 (Tengah) ; 4,580 (Ujung), Kadar vitamin C : 41,536 (Pangkal); 39,427 (Tengah) ; 40,265 (Ujung), Tepi daun tidak berduri, Warna buah matang kuning terang, Warna daging buah kuning emas.

Direkomendasikan : Konsumsi segar

PAMERAN PKHT

Tahun 2019

Pameran produk kentang di Pameran Inovasi Industri

Sebagai sarana promosi dari produk yang telah dihasilkan maka pada tanggal 3-6 Oktober 2019 Kentang Katineung dan Kagawa berpartisipasi dalam Pameran I3E Kementerian Ristekdikti yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta.

Dihadiri oleh para konsumen dan respons dari pada peserta pameran sangat positif dan sangat antusias apabila kentang berkulit merah ini dapat dijual luas di pasaran. Selain ukuran kentangnya yang besar, kulitnya yang berwarna merah memberikan dampak positif lain untuk kesehatan karena mengandung antioksidan. Konsumen juga tertarik karena kentang ini selain dapat dikonsumsi menjadi panganan yang biasa diolah oleh ibu rumah tangga seperti perkedel dan tambahan untuk sop, kentang ini juga sangat baik jika diolah menjadi chips ataupun French fries. Para ibu rumah tangga dapat membuat chips dan French fries-nya sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang lebih sehat tentunya.

Tahun 2018

Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), LPPM, IPB turut serta menjadi peserta pameran dalam Ritech Expo 2018. Ritech Expo merupakan pameran tahunan yang diselengarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan menampilkan berbagai hasil riset dan inovasi di bidang teknologi. Pelaksanaan Ritech Expo bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23. Tema Hakteknas tahun ini adalah “Inovasi untuk Kemandirian Pangan dan Energi”. Acara tersebut diikuti oleh kurang lebih 120 institusi yang berasal dari perguruan tinggi, balitbang daerah, kementerian dan lembaga, dunia usaha atau industri dan BUMN.

PKHT sebagai salah satu Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) memamerkan berbagai macam hasil Riset dan Inovasi, di antaranya adalah berbagai varietas hortikultura (pepaya, kentang, cabai, tomat, tanaman hias) serta produk-produk olahan dari UMKM binaan.

Tahun 2015

Dalam rangka hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun 2015, Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengadakan kegiatan pameran yang diselenggarakan di Lapangan D Senayan Jakarta pada tanggal 7-10 Agustus 2015. RITECH EXPO 2015 Kemenristek dan Dikti mengambil tema “Inovasi Iptek untuk Daya Saing Bangsa (sub tema : Pangan, Energi, dan Maritim).

Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT IPB) turut berperan serta dalam rangkaian acara Ritech Expo 2015 yang tergabung dalam Pusat Unggulan IPTEK (PUI IPTEK) Kemenristek, dalam hal ini PKHT IPB menampilkan produk-produk unggulan hasil riset, serta mengisi acara Talk Show yang di bawakan oleh Prof. DR. Sobir, MSi.

Festival Hortikultura 2015

Kementerian Pertanian secara rutin setiap tahun mengadakan kegiatan Festival Hortikultura. Untuk tahun 2015 diadakan di Kota Mataram NTB, agenda kegiatan yang dilaksanakan antara lain : Jambore varietas, pameran, work shop, temu bisnis dll. Kegiatan ini di buka langsung oleh Dirjen Hortikultura dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).

festival hortikultura

Kunjungan Gubernur NTB ke Stand PKHT di Festival Hortikultura Indonesia.

UJI MULTILOKASI MELON HIBRIDA POTENSIAL DAN PERAKITAN VARIETAS MELON HIBRIDA UNGGUL

Abstrak. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu dari buah-buahan yang memiliki keunggulan komparatif yaitu umur pendek dan bernilai ekonomi tinggi. Ketersediaan buah melon sangat erat kaitannya dengan ketersediaan benih. Sebagian besar benih melon yang ditanam petani diimpor dari luar negeri dan harganya sangat tinggi. Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) LPPM IPB telah melakukan serangkaian kegiatan pemuliaan tanaman melon ke arah pembentukan varietas hibrida unggul. Pada tahun 2008 telah dirakit lebih dari 20 hibrida. Dua hibrida terpilih, yakni Sunrise Meta dan Orange Meta telah melalui tahap uji adaptasi pada musim hujan 2008/2009. Melon „Sunrise Meta‟ ditujukan untuk pasar khusus melon tidak berjala dengan keunggulan: 1) Kulit buah putih bersih, 2) Daging buah yang berwarna jingga, 3) Rasanya manis (potensi kadar PTT: 14.8oBrix), 4) Teksturnya agak renyah, 5) Bobot buah tidak berbeda dengan varietas pembanding, 6) Tidak adanya after-taste yang kurang baik setelah dikonsumsi. Sedangkan Melon „Orange Meta‟ mempunyai keunggulan: 1) Kulit buah kuning menarik, 2) Daging buah yang berwarna jingga 3) Rasanya manis (potensi kadar PTT: 14.8 oBrix), 4) Teksturnya renyah, 4) Bobot buah tidak berbeda dengan varietas pembanding dan 5) Tidak ada after-taste yang kurang baik setelah dikonsumsi. Hasil uji preferensi konsumen menunjukkan Sunrise Meta dan Orange Meta lebih disukai panelis dibandingkan varietas pembanding. Untuk antisipasi perubahan selera konsumen dipersiapkan calon varietas unggul baru hasil persilangan tahun 2009. Varietas hybrid Orange Meta dan Sunrise Meta direkomendasikan untuk dilepas sebagai varietas komersial. Didukung oleh sertifikat pendaftaran Varietas Hasil Pemuliaan Nomor 207/PVHP/2009.

Kata kunci: Melon, varietas hibrida, uji multilokasi

Selengkapnya