Decision Support System Towards Precision And Smart Farming For Vegetable Production

Penerapan teknologi fertigasi dalam pertanian presisi harus didukung oleh metode rekomendasi pemupukan yang spesifik lokasi. Program FERADS Decision Support System dapat digunakan untuk memudahkan petani dalam penetapan rekomendasi pemupukan secara presisi berdasarkan analisis tanah, Penggunaan sensor untuk irigasi dan pemanfaatan energi alternatif juga diperlukan agar teknologi ini dapat menjangkau seluruh areal pertanian di Indonesia. Selanjutnya program FERADS diaktualisasi dengan program NUTRIGADS. NUTRIGADS adalah mesin yang dapat menerjemahkan hasil rekomendasi pemupukan yang dihasilkan oleh program FERADS berupa aplikasi pupuk secara presisi yang dapat dikontrol secara remote.

Diseminasi secara luas integrasi program FERADS dan mesin aplikasi NUTRIGADS pada pertanian presisi untuk produksi tanaman sayuran di Indonesia harus diawali oleh beberapa kegiatan validasi dan aktuasi serta penyempurnaan di lahan produksi tingkat petani. Integrasi program FERADS dan mesin aplikasi NUTRIGADS sebagai pendukung produksi tanaman sayuran secara presisi (melalui program VEGADS) selanjutnya secara lebih luas dapat diterapkan di setiap sentra produksi tanaman sayuran untuk menyongsong era pertanian 4.0. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Konversi hasil analisis tanah pada berbagai metode ekstraksi terbaik untuk setiap jenis tanaman sayuran terhadap pelarut Mechlich-1; 2) Validasi FERADS Decision Support System untuk penetapan rekomendasi pemupukan pada tanaman sayuran utama; 3) Aktuasi hasil formulasi FERADS dengan menggunakan mesin Fertigasi NUTRIGADS; dan 4) Validasi program VEGADS untuk perencanaan produksi tanaman sayuran berdasarkan permintaan pasar.

Luaran yang akan dicapai antara lain pada tahun pertama mendapatkan koefisien konversi berbagai metode ekstraksi terbaik terhadap pelarut Mechlich-1 pada berbagai jenis tanah dan tanaman sayuran, serta metode penetapan dosis optimum pemupukan P dan K berdasarkan faktor koreksi jenis tanah dan tanaman sayuran. Pada tahun kedua yaitu menghasilkan metode rain sensor pada operasi NUTRIGADS dengan spray hose¸ metode penggunaan timer controller pada NUTRIGADS, serta metode dan frekuensi serta volume aplikasi fertigasi melalui NUTRIGADS. Pada tahun ketiga yaitu dihasilkan database VEGADS untuk membangun perencanaan produksi menggunakan Precision and Smart Crop Management, metode kalibrasi penggunaan program VEGADS berdasarkan formulasi rekomendasi FERADS, serta metode aplikasi program FERADS, NUTRIGADS dan VEGADS untuk produksi tanaman sayuran secara presisi yang dapat dikontrol secara remote.

Validasi Nutrigads menggunakan data rekomendasi Ferads.

Detail indikator sbb: (Dokumen hasil validasi Nutrigads dengan data input sesuai rekomendasi Ferads)

 

Gambar 1. Kegiatan penelitian penerapan teknologi fertigasi dalam pertanian presisi

Uji keunggulan varietas cabai rawit BONITA IPB

Uji keunggulan varietas cabai rawit BONITA IPB dilakukan di empat lokasi, yaitu di Kota Bogor, Kabupaten Kolaka, Kota Palembang dan Kabupaten Aceh.

Uji keunggulan varietas cabai rawit BONITA IPB di Kota Banda Aceh

Uji keunggulan varietas cabai rawit BONITA IPB di Kota Bogor

Uji keunggulan varietas cabai rawit BONITA IPB di Kabupaten Kolaka

Uji keunggulan varietas cabai rawit BONITA IPB di Kota Palembang

Panen Bawang Merah SS Sakato

Pada tahun 2020, Pusat Kajian Holtikutura Tropika (PKHT) Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Kelompok Tani Pawuah Sapakek menanam benih sumber di lahan Kelompok Tani Pawuah Sapakek.  Pada hari Senin, 15 Februari 2021 diadakan panen Bawang Merah SS Sakato  di Lahan Kelompok Tani Pawuah Sapakek Nagari Sungai Nanam, Jorong Pakan Sabtu, Kec. Lembah Gumanti.

https://www.hantaran.co/mengenal-bawang-merah-unggul-solok-yang-butuh-sentuhan-teknologi/

Difusi Produk Inovasi Bibit Buah Bermutu Indonesia

Untuk memulai pengembangan perkebunan skala perkebunan dan terintegrasi diperlukan bibit buah dengan varietas yang jelas dan kualitas yang juga terstandard. Pemilihan dan pengembangan varietas-varietas unggul serta teknik perbenihan yang baik dan efisien menjadi faktor penting untuk dapat mengatasi masalah rendahnya produktivitas, kualitas, kontinyuitas, konsistensi, dan efisiensi. Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bekerjasama dengan Pusat Kajian Hortikultura Tropika, LPPM – IPB akan mengadakan kegiatan difusi produk inovasi bibit buah ungulan nusantara untuk meningkatkan dayasaing dalam rangka menggerakkan industri buah nasional yang dimulai dari revitalisasi kebun masyarakat.

Sampai bulan Mei 2019, semua kegiatan difusi produk inovasi bibit buah bermutu Indonesia telah dilaksanakan di 17 Kabupaten yang ditetapkan. Selain itu juga sudah didesiminasikan sebanyak 10.200 bibit buah bermutu dan 2.550 pack benih pepaya hasil inovasi PKHT ke 17 daerah tersebut. Selain 17 Kabupten yang ditetapkan, diseminasi bibit buah juga dilakukan ke 8 Kabupaten lainnya sebanyak 2.400 bibit. Kegiatan berjalan dengan lancar dan masyarakat menyambut dengan antusias. Kendala teknis tidak ditemukan dalam kegiatan ini. Kendala yang ditemukan adalah terlambatnya pencairan dana dan lambatnya proses administrasi.

Kegiatan penelitian lainnya yang dilakukan PKHT adalah:

  1. Work plan in the field of the Evaluation Vegetable Genetic Resources kerjasama dengan JATAFF
  2. Pengembangan bawang merah di Namjuk
  3. Controling of Spodoptera exigua by non-chemical methods (EAWINDO)
  4. Pengembangan Varietas Unggul Bawang Putih

Start Up Industri Pengembangan Bibit Buah Tropis Untuk Mendukung Program Nasional Revolusi Oranye

Tujuan jangka panjang dari kegiatan ini adalah berkembangnya industri buah-buahan nasional yang berdayasaing sehingga dapat memenuhi kebutuhan buah nasional sekaligus mensubstitusi buah impor, dan menjadikan buah nusantara sebagai sumber pendapatan baru baik melalui penumbuhan agroindustri maupun ekspor buah nusantara. Adapun tujuan jangka pendek dari kegiatan pengembangan industri bibit buah nusantara ini adalah: 1) Mengembangkan sistem produksi pembibitan buah-buahan nusantara yang terstandarisasi, dengan infrastruktur yang memadai dan menjadi contoh dalam sistem perbenihan/pembibitan buah nasional, 2) Membentuk sistem dan jaringan produksi serta pemasaran bibit buah nusantara dengan para penangkar di berbagai sentra produksi, 3) Melaksanakan produksi pembibitan buah varietas unggul bermutu yang memiliki prospek pasar nasional maupun internasional (ekspor dan subtitusi impor).

Dengan tujuan yang ditetapkan tersebut, sasaran yang akan dicapai melalui kegiatan ini adalah: 1) Tersusunnya Prosedur Operasional Baku atau Standard Operational Procedure (SOP) dan Good Agriculture Practice (GAP) produksi bibit buah nusantara, 2) Diterapkannya teknologi terbaru dalam produksi bibit buah nusantara, 3) Terselenggaranya sosialisasi dan pelatihan kepada para penangkar di berbagai sentra produksi, 4) Teridentifikasinya dan terseleksinya pohon induk yang akan dijadikan sumber entres, 5) Terseleksinya penangkar yang dapat dijadikan sebagai mitra pembibitan buah skala nasional, 6) Terlaksananya produksi bibit yang terstandarisasi.

Kegiatan dan output yang diharapkan tercapai tahun 2019

Kegiatan

Output
Penguatan network/jaringan manajemen produksi dan hub berbasis database dan IT 1.  Network/jaringan produksi nursery yang terintegrasi dan berbasis IT2.  Network/jaringan 3 hub dan integrated system di dalam web www.botaniseedipb.com
Penguatan pusat nursery buah nusantara berbasis modern marketing system Pusat nursery buah nusantara yang semakin kuat di Ciater, Subang yang diindasikan dengan profit naik 200%
Pembangunan dan penguatan percontohan orchard dan orchard mini nuah varietas unggul 1.    Orchard Subang 20 Ha2.    Mini orchard bogor 2 Ha

3.    New area 5 Ha

Penguatan layanan teaching industry untuk sertifikasi  kompetensi/profesi 1.    Batch 1: layanan sertifikasi keprofesian untuk manajemen nursery2.    Batch 2: layanan sertifikasi keprofesian untuk manajemen nursery
Sosialisasi, promosi/edukasi pengembangan orchard buah

1.    jumlah pemerintah daerah, mitra, swasta yang mengembangankan orchard meningkat (15 pemkab tersosialsiasi dan 21 penguasaha swasta)

2.    minimal 3-4 PKS dengan mitra