Dengan nilai ekonomi yang tinggi, produk hortikultura mampu memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan produk lainnya di sektor pertanian. Di tengah resesi ekonomi yang dialami Indonesia, sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang tumbuh diantara sektor industri, perdagangan, kontruksi, dan pertambangan. Salah satu sub sektor pertanian yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi adalah hortikultura. Komoditi hortikultura memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Dalam sektor pertanian, sub sektor hortikultura berkontribusi tidak kurang dari 14% terhadap GDP sektor pertanian, bahkan jika dihitung berdasarkan luas lahan,maka GDP sub sektor hortikultura adalah yang tertinggi. Keunggulan lain yang tak kalah penting dari produk hortikultura adalah memiliki nilai ekonomi dan potensi ekspor yang tinggi. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Perekonomian yang dijabarkan dalam Quick Wins (QW.3) yaitu pengembangan hortikultura berorientasi ekspor. Walaupun beberapa komoditas volume ekspornya masih kecil namun dengan harga di pasar internasional yang semakin tinggi dan permintaan yang semakin naik, maka hal ini menjadi sinyal bagi produsen dan komoditi florikultur dapat dikembangkan untuk memenuhi captive market di beberapa negara.
Untuk itu diperlukan suatu kajian pengembangan hortikultura berorientasi ekspor sebagai referensi dalam pengambilan kebijakan nasional dan sebagai acuan pengembangan ekspor bagi lembaga terkait. Tujuan penyusunan Kajian Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor ini adalah: 1) Mengidentifikasi isu dan tantangan yang menghambat pengembangan komoditas hortikultura, 2) Menyusun strategi dan langkah-langkah dalam rangka peningkatan produksi, investasi, daya saing dan kelancaran proses rantai pasok komoditas hortikultura yang berorientasi ekspor di seluruh wilayah Indonesia, 3) Pengembangan hortikultura dalam rangka pencapaian target pertumbuhan ekonomi (PDB) Hortikultura dan Nilai Tukar Petani sesuai dengan arahan RPJMN, 4) Kebijakan-kebijakan yang perlu diambil oleh pemerintah untuk mendukung komoditas hortikultura yang berorientasi ekspor. Adapun output dari kajian ini adalah rekomendasi kebijakan pengembangan komoditi hortikultura berorientasi ekspor dengan batasan komoditi yaitu buah-buahan dan florikultur.