Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)

Program Pengendalian Bencana Pertanian : Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Manggis

Manggis merupakan salah satu komoditas primadona ekspor nasional.  Ekspor manggis pada tahun 2020 mencapai 47.347.547 kg senilai US$ 78.324.450. Meningkat dari tahun 2019 sebesar 27.793.321 kg senilai US$ 42.618.500.  Kabupaten Bogor sebagai salah satu sentra produksi manggis di Indonesia memiliki peran penting sebagai pemasok buah manggis untuk memenuhi kebutuhan ekspor manggis nasional.  Kontribusi Kabupaten Bogor dalam ekspor manggis masih dapat ditingkatkan.  Salah satunya melalui peningkatan produksi dan kualitas manggis yang dihasilkan.  Dalam upaya meningkatkan produksi dan kualitas manggis yang dihasilkan, telah dilakukan bimbingan teknologi bagi petani manggis.  Diantaranya adalah di Kelompok Tani Sinar Makmur, Pabangbon – Kecamatan Leuwiliang pada tanggal 24 Juni 2021.  Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor ini diikuti oleh lebih dari 30 orang yang terdiri dari petani manggis, penyuluh pertanian, dan UPT. Pertanian Kecamatan Leuwiliang.

 

Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)

Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebuanan Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengadakan “Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)” dengan mengundang narasumber/pendamping petani dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Naekman Naibaho, SP, MSi dengan judul materi  “Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Tanaman Manggis”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2021 bertempat di Desa Curug , Cigudeg, Jasinga Bogor. Kegiatan berlangsung di Kelompok Tunas Mekar yang dihadiri sekitar 10-15 orang peserta yaitu petani dan pengumpul buah manggis setempat.
Lama kegiatan : ± 1 jam, 45 menit

Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)

Dinas Pertanian Kabupaten Bogor mengadakan “Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)” dengan mengundang narasumber dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Dr. Endang Gunawan, SP, MSi dengan materi  “Budidaya Tanaman Cabai”. Kegiatan ini diselenggarakan di Cileungsi, Ciawi.

Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)

Dinas Pertanian Kabupaten Bogor mengadakan “Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)” dengan mengundang narasumber dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Dr. Endang Gunawan, SP, MSi dengan materi  “ “Budidaya Tanaman Ketimun”. Kegiatan ini diselenggarakan di di Tajur Halang, Cijeruk.

Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)

Dinas Pertanian Kabupaten Bogor mengadakan “Gerakan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)” dengan mengundang narasumber dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Dr. Endang Gunawan, SP, MSi dengan materi  “Budidaya Tanaman Bawang Merah”. Kegiatan ini diselenggarakan di Cipayung, Megamendung.

 

Teknologi Mikroba Intensif untuk Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman Cabai

Penerapan teknologi mikroba intensif dilakukan di dua lokasi, yaitu dataran rendah (+ 50 m dpl) dan dataran tinggi (+ 950 m dpl). Teknologi mikroba-intensif diterapkan baik pada fase pertumbuhan, yaitu pertumbhan bibit di pembibitan dan pertumbuhan tanaman di lapangan. Saat ini, tanaman dataran rendah sudah selesai dipanen, sedangkan tanaman di dataran tinggi masih pada periode generatif. Penerapan teknologi di lapangan dan pengamatan tanaman di dataran tinggi masih terus dilakukan hingga tanaman selesai di panen. Pengamatan pada persemaian cabai menunjukkan bahwa teknologi mikroba-intensif secara konsisten dapat meningkatkan persentase benih berkecambah, meningkatkan keseragaman perkecambahan benih, meningkatkan pertumbuhan bibit, dan mengurangi penyakit rebah kecambah. Pengamatan lebih lanjut di lapangan menunjukkan bahwa teknologi mikroba-intensif akan meningkatkan tinggi, jumlah cabang, produksi tanaman, dan bobot buah cabai yang dihasilkan. Selain itu, penerapan teknologi mikroba-intensif dapat menekan penyakit virus, layu, embun tepung, dan bercak daun cercospora. Pengamatan serangan penyakit di lapangan menunjukkan bahwa perlakuan mikroba-intensif memberikan hasil yang lebih baik daripada perlakuan konvensional menggunakan pestisida sintetis. Oleh karena itu, penggunaan teknologi mikroba-intensif dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida sintetis. Luaran wajib yang dihasilkan adalah diperolehnya dokumentasi hasil ujicoba produk agens pengendali hayati. Dari kegiatan ini telah disusun dokumen hasil ujicoba produk dengan melakukan pengujian pada dua lokasi. Hasil pengujian akan disusun dalam bentuk petunjuk teknis penerapan teknologi mikroba-intensif pada tanaman cabai. Selain luaran wajib, taget luaran tambahan tahun kedua dari kegiatan ini adalah publikasi pada jurnal ilmiah nasional. Satu artikel publikasi siap untuk disubmit pada Jurnal Hortikultura dan satu draft artikel sedang disempurnakan. Saat ini juga sudah dilakukan pendaftaran merek “FRUCTOGARD” atas produk yang dikembangkan pada Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM.