Tanam Perdana Buah Tropika di kawasan STP-Riau

[wds id=”2″]

Pekanbaru, Riau (9/8) PKHT IPB, Kemenristekdikti serta Science Techno Park (STP) Prov. Riau mengadakan kegiatan Tanam Perdana Buah Tropika di kawasan STP-Riau, Kamis, 9 Agustus 2018. Acara tanam perdana ini bertepatan dengan rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23 yang dilaksanakan di kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Rangkaian kegiatan tanam perdana ini dihadiri oleh Rektor IPB (Dr. Arif Satria), Sekretaris Daerah Provinsi Riau (bpk Ahmad Hijazi), perwakilan Ditjen Penguatan Inovasi, Kemenristek dikti, Direktur BLST (Dr. Meika Syahbana Rusli) serta Kepala PKHT (Dr. Awang Maharijaya).

Penanaman kebun buah torpika di STP Riau merupakan hasil kerjasama antara Kemenristek dikti, PKHT LPPM IPB dan Provinsi Riau. Penamanan kebun buah ini merupakan langkah yang dilakukan dalam rangka mewujudkan dan mempromosikan pembangunan kebun buah skala luas atau orchard. Saat ini, di Indonesia masoh sulit ditemui kebun buah skala orchar (luasnya lebih dari  3 Ha). Oleh karena itu, melalui program Revolusi Oranye yang dicanangkan pada tahun 2013 dan dikukuhkan tahun 2015, penanaman kebun-kebun buah skala orchard mulai dilakukan.

 

 

PKHT IPB melatih petani buah di Lampung Tengah dan Deli Serdang

Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan PKHT, LPPM IPB mengadakan Pelatihan Pengembangan Buah Unggulan Indonesia di  Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara dan Kab. Lampung Tengah, Lampung (4/8). Pelatihan ini dihadiri oleh 80 petani petani di masing-masing Kabupaten

Dr. Netti Tinaprilla dan Dr. Aris Purwanto berkesempatan memberikan materi di Deli Serdang, Sedangkan Dr. Darda Effendi dan Hisworo Ramdani memberikan materi pelatihan di Lampung Tengah

 

Pelatihan Buah Pelatihan Buah Medan 1 Pelatihan Buah

Presiden Timor Leste berkunjung ke ADS IPB

WhatsApp Image 2018-06-28 at 17.35.30

Presiden Republik Demokratik Timor-Leste, Francisco Guterres Lu-Olo dan Ibu Negara,  Cidalia Mozinho Lu-Olo berkunjung  ke Agribusiness Development Station (ADS) Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis (28/6).  Kegiatan kunjungan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Presiden Timor Leste selama di Indonesia.  Kunjungan Presiden Timor Laste ke ADS IPB bertujuan untuk melihat aktivitas pertanian modern yang diterapkan di IPB. Dalam kunjungannya, rombongan Presiden berkesempatan meninjau Green House, Hidroponik, Packing House serta Kebun Sayuran dan Jambu Kristal di ADS. Agribusiness Development Station (ADS) merupakan unit pengembangan bisnis terpadu yang berada dibawah koordinasi Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), LPPM, IPB. Bisnis yang dikembangkan berbasis kemitraan meliputi pendampingan dan pemberdayaan petani. Fasilitas yang tersedia di ADS IPB meliputi area pembibitan, lahan produksi sayur, lahan produksi buah, green house, hidroponik, packing house serta ruang pertemuan. Selain itu, selama kunjungan rombongan berkesempatan melihat expo inovasi-inovasi IPB termasuk inovasi PKHT IPB antara lain pepaya callina, pisang dan nanas serta produk hortikultura lainnya.

WhatsApp Image 2018-06-28 at 17.37.48 WhatsApp Image 2018-06-28 at 17.37.46

GOODBYE TO GAMBOGE DISORDER

Penyakit getah kuning (gamboge disorder) saat ini masih menjadi masalah utama pada industri buah manggis di Indonesia. Getah kuning merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu buah sehingga tidak layak ekspor.

Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc ialah penemu inovasi yang dapat mengendalikan dan menemukan penyebab penyakit getah kuning pada buah manggis.

Berdasarkan penelitiannya, aplikasi Kalsium dan Boron di daerah perakaran tanaman manggis pada fase perkembangan buah dapat menurunkan cemaran getah kuning.

Kelebihan dari inovasi ini ialah dapat meningkatkan mutu buah dan memperbesar potensi ekspor dengan bahan baku yang murah serta mudah didapat.

Penelitian pendukung: Control of gamboge disorder and improved quality of mangosteen fruit through application of two calcium sources in different dosage

Pepaya Carisya (IPB 3)

Pepaya Carisya (IPB 3)

Varietas Carisya merupakan varietas pepaya yang dikembangkan Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. beserta tim Pusat Kajian Hortikultura Tropika. Varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian RI pada tahun 2010.

Dengan karakteristik daging buah tebal, berwarna jingga kemerahan dan kadar gula yang dapat mencapai 14o brix, varietas ini mampu menarik minat konsumen buah-buahan lokal.

Berbeda dengan Callina, pepaya ini memiliki ukuran yang lebih kecil yaitu berbobot rata-rata 500-600 gram per buah dan bentuk yang lonjong.

Cara mengonsumsi buah ini juga sangat praktis. Tidak perlu mengupas kulit buah dan memotong kecil2 daging buah, konsumen dapat langsung menikmati dengan cara membelah dua dan kemudian menggunakan sendok.

Pepaya Callina bukan pepaya impor!

Pepaya Callina (IPB 9) – bukan pepaya impor!

Pepaya yang berbentuk silindris dengan bobot rata-rata 1 kilogram ini banyak diminati masyarakat karena ukurannya tidak terlalu besar sehingga lebih praktis untuk dikonsumsi.

Rasa yang manis, tekstur yang renyah dengan warna daging jingga cerah mampu meningkatkan minat petani lokal Indonesia untuk membudidayakan buah tropis ini. Selain itu, pepaya Callina dapat bertahan lama hingga 1 minggu pada suhu ruang.

Sayangnya masih banyak yang salah menyebut bahwa pepaya ini adalah pepaya impor asal California.

Faktanya, pepaya Callina merupakan hasil pemuliaan Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. beserta tim dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika selama 7 tahun dan telah dilepas pada tanggal 26 Mei 2010.

artikel terkait:

Brand Pepaya Calina

Pepaya Callina (IPB-9)

https://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/11/07/27/loyssl-siapa-bilang-pepaya-california-dari-as-pakar-ipb-yang-merekayasa-kok

https://nasional.kompas.com/read/2010/06/24/09412136/Sriani..Memuliakan.Buah.Tropika