POH POHAN (Pilea trinervia Wight.)


Deskripsi :

Merupakan tanaman terna, tumbuh tegak yang termasuk dalam family Urticaceae yang tingginya dapat mencapai 2 m. Pohpohan tumbuh tegak, berupa herba monoecious atau dioecious. Daunnya lunak dan berbau harum.

Kegunaan :

Daun pohpohan (Pilea Trinervia Wight) yang dikonsumsi sebagai lalapan mengandung senyawa steroid/triterpenoid, alkaloid dan flavonoid.

Budidaya :

Tanaman ini dapat tumbuh dengan subur di daerah pegunungan pada ketinggian 500–2 500 m dpl. Pohpohan juga dapat tumbuh di daerah lembab, baik yang mengandung sedikit maupun banyak humusnya. Pilea trinervia dapat dikembangbiakkan secara stek atau menggunakan biji

Brand Pepaya Callina

Pepaya Callina PKHT terpilih  sebagai salah satu dalam “Terobosan Inovasi Indonesia 2015” dari Kemenristekdikti dalam kategori Ketahanan Pangan.

Brand Pepaya Callina

Latar Belakang

Pepaya (Carica papaya l.) merupakan salahsatu tanaman buah tropis yang populer di masyarakat. Konsumsi pepaya nasional menempati urutan kedua setelah pisang. Sumbangan varietas ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomisnya sehingga daya saing buah pepaya yang berkualitas akan meningkat dan pendapatan petani juga meningkat  serta akan mempercepat laju pembangunan pertanian khususnya di sektor buah-buahan.

Manfaat Pepaya Callina

  • Untuk konsumsi dengan daging buah pepaya yang tebal dan renyah dan keragaan tanaman yang rendah.
  • Mengembangkan buah pepaya yang memenuhi standar kualitas konsumen dan berdaya saing tinggi.
  • Meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap pepaya.
  • Mengurangi impor buah.

Keunggulan 

Teknologi

  • Tanaman bersari bebas
  • Beradaptasi luas, baik di dataran rendah tinggi

Efisiensi/Produktivitas

  • Umur genjah, dapat mulai panen pada umur 7-8 bulan setelah tanam.
  • Produktivitas tinggi dengan potensi hasil mencapai 70 kg/pohon.

P60217-094643

Field Test (Uji Lapangan) 

Pepaya Callina telah menyebar di seluruh Indonesia dan di masyarakat, dikenal sebagai Pepaya California.

Pemasaran

Lisensi produksi dan pemasaran benih telah dilakukan bersama dengan CV. Jogja Horti Lestari dan PT. Bogor Life Science Technology.

P60217-094725

Investor

Kerjasama produksi dan pemasaran benih melalui sistem lisensi

Agent-Distributor

Kerjasama pemasaran untuk agent dan distributor di seluruh Indonesia.

Lain-lain

Peningkatan kemitraan dengan stakeholders (petani produsen, pedagang, pemerintah, perguruan tinggi lain) dengan konsep Revolusi Oranye.

P60217-094714

Innovator Pepaya Callina

  1. Prof.Dr. Sriani Sujiprihati, MS
  2. Endang Gunawan, SP, MSi
  3. Kusuma Darma, SP, MSi

SINTRONG (Crassocephalum crepidioides)

Nama Umum :

Sintrong (Sunda), Salentrong, jalentrong, sembung gilang (Jawa)

Deskripsi :

Merupakan tanaman terna yang tingginya dapat mencapai 1 m. Batangnya lunak dan beralur dangkal. Daun berbentuk jorong memanjang atau bundar telur terbalik dengan pangkal menyempit dan ujung runcing serta tepinya rata. Bunganya merupakan bunga majemuk berupa bongkol-bongkol yang tersusun dalam malai.

Kegunaan :

Daun sintrong dapat digunakan sebagai lalapan dan sayuran.

Budidaya :

Perbanyakan tanaman dilakukan dengan benih. Penanaman diawalai dengan kegiatan persemaian. Pindah tanam dapat dilakukan setelah tinggi bibit mencapai 8 – 10 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 30 cm x 30 cm. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, pemberian pupuk kandang sebelum penanaman dan pemberian pupuk NPK (15-15-15) saat pertanaman sangat dianjurkan. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pemanenan habis dengan mencabut seluruh tanaman atau pemanenan berulang dengan mencabut hanya sebagian tanaman. Pemanenan habis dilakukan pada saat 5 – 6 minggu setelah tanam. Pemanenan berulang dapat dilakukan pada saat tinggi tanaman sudah mencapai 20 – 25 cm. Pemanenan berulang dilakukan pada 8 – 10 cm di atas permukaan tanah dengan interval pemanenan 7 – 14 hari. Pemanenan berulang dapat dilakukan sampai dengan 6 – 7 kali panen. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada malam atau pagi hari.

GENJER (Limnocharis flava)

Nama Umum :

Genjer (Jw), gendot (Snd)

Deskripsi :

herba aquatic, tegak, tahunan. Tinggi mencapai 20-50 cm. susunan daun roset. Petiol 5-70 cm, tebal dengan banyak rongga udara, membungkus pada bagian bawah. erdasarkan ada tidaknya batang, tumbuhan genjer ini termasuk pada tumbuhan berbatang jelas, karena batangnya terlihat dengan jelasBatang tanaman genjer berbentuk bundar (globosus). Berdasarkan arah batang di atas tanah genjer memiiki batang yang tegak (erectus) dengan berarah tegak lurus ke atas.

Kegunaan :

Daun muda, tangkai, dan daun dapat dimakan

Budidaya :

Menyukai cahaya penuh, panjang hari netral. Dapat dibudidaya di kolam atu hidroponik. Diperbanyak dengan stek, benih. Tidak memerlukan banyak perawatan. Tanam hingga panen 60-90 hari hari.

ECENG (Monochoria vaginalis)

Nama umum :

Eceng padi, wewehan (Jawa), eceng leutik (Sunda)

Deskripsi :

Tanaman terna akuatik tahunan. Batangnya menjalar atu tegak. Petiol dapat mencapai 50 cm. Daunnya tersusun membentuk lingkaran atau spiral.

Kegunaan :

Daun dan tangkai dapat dimakan setelah direbus, bunga dapat dimakan segar.

Budidaya :

Menyukai cahaya penuh, toleran terhadap kondisi tergenang dan sensitive terhadap kekeringan. pH optimum 5.0-6.5. Biasanya tidak dibudidaya, hanya dilakukan pengumpulan. Untuk budidaya, dapat diperbanyak dengan benih maupun dengan tunas. Tempat tanam harus dijaga tetap basah. Waktu tanam hingga panen adalah 30 hari. Panen dengan cara mencabut seluruh tanaman hingga akar.

Nenas PK-1

Nenas PK-1 perlu dikomersilkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memberi manfaat bagi dayasaing agribisnis nenas nasional.  Komersialisasi varietas PK-1 perlu dilakukan agar hasil riset yang sudah dicapai menjadi tidak sia-sia dan dapat dimanfaatkan oleh para petani nenas maupun pelaku bisnis terkait. Varietas baru harus melewati tiga tahap sebelum dapat dikomersialkan, yaitu: (1) pelepasan varietas sebagai aspek legal; (2) pengenalan pasar untuk melihat penerimaan konsumen ; dan 3) perbanyakan untuk pengembangan/perluasan pasar.Terkait dengan hal tersebut di atas, komersialisasi varietas PK-1 hasil RUSNAS Buah Unggulan Nasional memerlukan beberapa tahapan penting yang meliputi: 1) Optimasi perbanyakan stek basal daun dan percepatan pertumbuhan bibit ; 2) Uji adaptasi untuk melihat pertumbuhan dan potensi hasil; 3) Pelepasan varietas untuk memenuhi aspek legal komersialisasi;  dan 4) Perbanyakan bibit untuk komersialisasi nenas PK-1 kepada petani, distributor, dan pelaku agribisnis buah melalui pengembangan mother plantlet, perbanyakan in vitro, dan aklimatisasi hasil in vitro.

Keunggulan lain yang dimiliki oleh nenas PK-1 antara lain:

  1. Nenas PK-1 memiliki bentuk silindris yang ideal untuk industri nenas kalengan dengan ukuran yang sesuai dengan kaleng, mata dangkal, pematangan dari ujung sampai pangkal relatif serentak, warna daging buah kuning seragam,hati yang lebih kecil, serat yang lebih sedikit, aroma yang kuat, bobot buah tanpa mahkota 1.5-1.8 kg.
  2. Nenas PK-1 memiliki tingkat produktivitas tinggi yaitu 80-100 ton per ha apabila ditanam sesuai dengan budidaya yang baik dan benar.
  3. Nisbah gula asam sesuai selera konsumen pasar Eropa dan Timur Tengah (tidak terlalu manis dan sedikit asam).
  4. Dapat dikonsumsi segar maupun diolah dalam bentuk industri pengalengan (konsentrat).
  5. Tingkat adaptasi tumbuh PK-1 sangat luas karena dapat tumbuh pada tanah marjinal maupun aluvial.
  6. Dalam hal budidaya, nenas PK-1 ini mudah dipelihara karena tidak berduri.