TAKOKAK (Solanum torvum)

Nama Umum :

Terung pipit (Melayu), Rimbang (Minagkabau), Trung cawing (Aceh), Cepokak (Jawa), Takokak (Sunda)

Deskripsi :

Tanaman  ini  termasuk  tanaman perdu  yang  tumbuh  tegak dengan tinggi sekitar  3  m.  Batang  bulat, berkayu, bercabang, dan berduri. Bunga :  Bijinya  pipih,  kecil,  licin dan berwarna  putih kekuningan. Berakar tunggang menjalar di dalam tanah (Sirait, 2009).

Kegunaan :

Buah segar yang hijau dapat dimakan langsung atau digunakan dalam masakan. Ekstrak dari tanaman berguna untuk pengobatan penyakit kulit. andungannya yang  penting antara lain terdapat pada buah mentah, buah kering, daun, dan akarnya. Pada buah mentah terdapat chlorogenin, sisalogenone, torvogenin, dan vitamin A. Buah keringnya terdapat solasonin 0,1%. Daunnya terdapat neochlorogenine dan panicolugenin. Sedangkan pada akarnya terdapat kandungan jurubine.Sumber lain menyebutkan, buah takokak mampu bertindak sebagai antioksidan. Beberapa zat kimia yang terkandung dalam takokak terbukti dapat melindungi jaringan tubuh dari efek negatif radikal bebas. Dalam Medicinal Plants: Quality Herbal Products for Healthy Living ( Vimala, 1999) menyatakan, takokak memiliki aktivitas pembersih superoksida yang tinggi, yakni di atas 70%.

Budidaya :

Tanaman S. torvum dapat diperbanyak  dengan  cara  vegetatif dan generatif. Perbanyakan dengan biji dilakukan dengan terlebih dahulu  membuang daging buah kemudian  disemaikan. Setelah ketinggian benih  sekitar 10 cm dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan dengan jarak tanaman 70  x  80  cm. Pemeliharaan tanaman cepoka hanya  dengan  membersihkan gulma dan menggemburkan  tanah.  Tanaman ini merupakan tanaman yang tahan  terhadap penyakit  layu, tidak seperti  jenis  Solanaceae lainnya. Buah  pertama cepoka  dapat dipanen  setelah berumur sekitar 3-4 bulan dari waktu tanam (Sirait, 2009).

POH POHAN (Pilea trinervia Wight.)


Deskripsi :

Merupakan tanaman terna, tumbuh tegak yang termasuk dalam family Urticaceae yang tingginya dapat mencapai 2 m. Pohpohan tumbuh tegak, berupa herba monoecious atau dioecious. Daunnya lunak dan berbau harum.

Kegunaan :

Daun pohpohan (Pilea Trinervia Wight) yang dikonsumsi sebagai lalapan mengandung senyawa steroid/triterpenoid, alkaloid dan flavonoid.

Budidaya :

Tanaman ini dapat tumbuh dengan subur di daerah pegunungan pada ketinggian 500–2 500 m dpl. Pohpohan juga dapat tumbuh di daerah lembab, baik yang mengandung sedikit maupun banyak humusnya. Pilea trinervia dapat dikembangbiakkan secara stek atau menggunakan biji

Brand Pepaya Callina

Pepaya Callina PKHT terpilih  sebagai salah satu dalam “Terobosan Inovasi Indonesia 2015” dari Kemenristekdikti dalam kategori Ketahanan Pangan.

Brand Pepaya Callina

Latar Belakang

Pepaya (Carica papaya l.) merupakan salahsatu tanaman buah tropis yang populer di masyarakat. Konsumsi pepaya nasional menempati urutan kedua setelah pisang. Sumbangan varietas ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomisnya sehingga daya saing buah pepaya yang berkualitas akan meningkat dan pendapatan petani juga meningkat  serta akan mempercepat laju pembangunan pertanian khususnya di sektor buah-buahan.

Manfaat Pepaya Callina

  • Untuk konsumsi dengan daging buah pepaya yang tebal dan renyah dan keragaan tanaman yang rendah.
  • Mengembangkan buah pepaya yang memenuhi standar kualitas konsumen dan berdaya saing tinggi.
  • Meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap pepaya.
  • Mengurangi impor buah.

Keunggulan 

Teknologi

  • Tanaman bersari bebas
  • Beradaptasi luas, baik di dataran rendah tinggi

Efisiensi/Produktivitas

  • Umur genjah, dapat mulai panen pada umur 7-8 bulan setelah tanam.
  • Produktivitas tinggi dengan potensi hasil mencapai 70 kg/pohon.

P60217-094643

Field Test (Uji Lapangan) 

Pepaya Callina telah menyebar di seluruh Indonesia dan di masyarakat, dikenal sebagai Pepaya California.

Pemasaran

Lisensi produksi dan pemasaran benih telah dilakukan bersama dengan CV. Jogja Horti Lestari dan PT. Bogor Life Science Technology.

P60217-094725

Investor

Kerjasama produksi dan pemasaran benih melalui sistem lisensi

Agent-Distributor

Kerjasama pemasaran untuk agent dan distributor di seluruh Indonesia.

Lain-lain

Peningkatan kemitraan dengan stakeholders (petani produsen, pedagang, pemerintah, perguruan tinggi lain) dengan konsep Revolusi Oranye.

P60217-094714

Innovator Pepaya Callina

  1. Prof.Dr. Sriani Sujiprihati, MS
  2. Endang Gunawan, SP, MSi
  3. Kusuma Darma, SP, MSi

SINTRONG (Crassocephalum crepidioides)

Nama Umum :

Sintrong (Sunda), Salentrong, jalentrong, sembung gilang (Jawa)

Deskripsi :

Merupakan tanaman terna yang tingginya dapat mencapai 1 m. Batangnya lunak dan beralur dangkal. Daun berbentuk jorong memanjang atau bundar telur terbalik dengan pangkal menyempit dan ujung runcing serta tepinya rata. Bunganya merupakan bunga majemuk berupa bongkol-bongkol yang tersusun dalam malai.

Kegunaan :

Daun sintrong dapat digunakan sebagai lalapan dan sayuran.

Budidaya :

Perbanyakan tanaman dilakukan dengan benih. Penanaman diawalai dengan kegiatan persemaian. Pindah tanam dapat dilakukan setelah tinggi bibit mencapai 8 – 10 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 30 cm x 30 cm. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, pemberian pupuk kandang sebelum penanaman dan pemberian pupuk NPK (15-15-15) saat pertanaman sangat dianjurkan. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pemanenan habis dengan mencabut seluruh tanaman atau pemanenan berulang dengan mencabut hanya sebagian tanaman. Pemanenan habis dilakukan pada saat 5 – 6 minggu setelah tanam. Pemanenan berulang dapat dilakukan pada saat tinggi tanaman sudah mencapai 20 – 25 cm. Pemanenan berulang dilakukan pada 8 – 10 cm di atas permukaan tanah dengan interval pemanenan 7 – 14 hari. Pemanenan berulang dapat dilakukan sampai dengan 6 – 7 kali panen. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada malam atau pagi hari.

GENJER (Limnocharis flava)

Nama Umum :

Genjer (Jw), gendot (Snd)

Deskripsi :

herba aquatic, tegak, tahunan. Tinggi mencapai 20-50 cm. susunan daun roset. Petiol 5-70 cm, tebal dengan banyak rongga udara, membungkus pada bagian bawah. erdasarkan ada tidaknya batang, tumbuhan genjer ini termasuk pada tumbuhan berbatang jelas, karena batangnya terlihat dengan jelasBatang tanaman genjer berbentuk bundar (globosus). Berdasarkan arah batang di atas tanah genjer memiiki batang yang tegak (erectus) dengan berarah tegak lurus ke atas.

Kegunaan :

Daun muda, tangkai, dan daun dapat dimakan

Budidaya :

Menyukai cahaya penuh, panjang hari netral. Dapat dibudidaya di kolam atu hidroponik. Diperbanyak dengan stek, benih. Tidak memerlukan banyak perawatan. Tanam hingga panen 60-90 hari hari.

ECENG (Monochoria vaginalis)

Nama umum :

Eceng padi, wewehan (Jawa), eceng leutik (Sunda)

Deskripsi :

Tanaman terna akuatik tahunan. Batangnya menjalar atu tegak. Petiol dapat mencapai 50 cm. Daunnya tersusun membentuk lingkaran atau spiral.

Kegunaan :

Daun dan tangkai dapat dimakan setelah direbus, bunga dapat dimakan segar.

Budidaya :

Menyukai cahaya penuh, toleran terhadap kondisi tergenang dan sensitive terhadap kekeringan. pH optimum 5.0-6.5. Biasanya tidak dibudidaya, hanya dilakukan pengumpulan. Untuk budidaya, dapat diperbanyak dengan benih maupun dengan tunas. Tempat tanam harus dijaga tetap basah. Waktu tanam hingga panen adalah 30 hari. Panen dengan cara mencabut seluruh tanaman hingga akar.