Bawang Merah Lansuna

Bawang merah lansuna merupakan varietas bawang introduksi dari Filipina. Varietas ini telah diuji dan diadaptasikan di Indonesia, yang berikutnya telah dilepas dengan nomor Pelepasan Varietas : 044/Kpts/SR.120/D.2.7/5/2016

Pemulia : –

Peneliti Bawang merah lansuna :

  1. Nontje Palar
  2. Johana A. Mariana
  3. Deiby V.Y Tumilaar
  4. Meiske C. Malingkas
  5. Ferra Tompunu
  6. Awang Maharijaya
  7. Heri Harti
  8. Ferdhi Isnan Nuryana
  9. Jemmy Palendeng
  10. L. Kaparang
  11. Elke Rambing
  12. R. Kalalo
  13. Max Seran
  14. Albert Mewengkang
  15. Andi Banda

Deskripsi Varietas

Asal                                                                 : Introduksi dari Filipina

Silsilah                                                             : Seleksi positif

Golongan varietas                                           : Klon

Tinggi tanaman                                               : 26,0 – 44,0 cm

Bentuk penampang daun                                : Silindris, tengah berongga

Ukuran daun                                                   : Panjang 21 – 39 cm;

Diameter 0,3 – 1,70 cm

Warna daun                                                    : Hijau terang (RHS 140 C)

Jumlah daun per umbi                                    : 4 – 11 helai

Jumlah daun per rumpun                               : 23 – 61 helai

Umur panen (80% batang melemas)             : 56 – 60 hari

Bentuk umbi                                                   : Bulat

Ukuran umbi                                                   : Tinggi 2,4 – 3,6 cm

Diameter 2,0 – 3,8 cm

Warna umbi                                                    : Merah gelap (RHS N 57 B)

Berat per umbi                                                : 3,25 – 15,14 gram

Jumlah umbi per rumpun                               : 3 – 12

Berat umbi per rumpun                                  : 35,71 – 93,52 gram

Jumlah anakan                                                : 3 – 12 anakan

Daya simpan umbi pada suhu 27o-30o C        : 3 – 4 bulan

Susut bobot umbi (basah-kering simpan)      : 18,7 – 20,0 %

Hasil umbi per hektar                                     : 7,94 – 14,12 ton

Populasi per hektar                                         : 222.223 tanaman

Kebutuhan benih per hektar                          : 1.111, 12 kg

Penciri utama                                                  : Bentuk umbi bulat, ukuran umbi besar

Dengan diameter terluas berada di tengah,

Warna umbi merah gelap (RHS N 57 B)

Keunggulan Varietas  Bawang merah lansuna:

  • Produksi tinggi (18,7 – 14,12 ton/ha)
  • Daya simpan panjang (3 – 4 bulan)
  • Tahan terhadap musim hujan dengan susut bobot yang rendah (20 – 25 %)

Keterangan lainnya

  • Sudah ditanam dan dikomersialkan di Kecamatan Tampaso Sulawesi Utara, merupakan salah satu keluaran dari Hibah Penelitian Institusi Bawang Merah

FAQ

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

Apa itu PKHT IPB ?

Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) merupakan pusat penelitian di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat – Institut Pertanian Bogor (LPPM – IPB) yang memiliki mandat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS), dan sumberdaya manusia untuk menggerakkan mata rantai agribisnis dan agroindustri hortikultura Indonesia.

Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) mengambil peran dalam peningkatkan dayasaing produk hortikultura tropika dalam semua tahap rantai pasokan, dalam rangka menggeser kurva agribisnis produk hortikultura tropika  ke arah peningkatan kualitas, kuantitas, serta stabilitas produk.

Peran tersebut diwujudkan melalui optimalisasi kapasitas PKHT  dalam:

  • Pengembangan varietas unggul baru yang memenuhi standar dan preferensi pasar
  • Penyediaan teknologi produksi lapang hingga pengolahan untuk memaksimalkan potensi varietas unggul komoditas hortikultura tropika
  • Pengembangan jaringan pemasaran produk hortikultura tropika unggulan yang dapat memberikan manfaat langsung bagi pemangku kepentingan agribisnis buah tropika dan seluruh masyarakat
  • Implementasi hasil riset melalui diseminasi, sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan lapang, serta penyebarluasan hasil riset melalui web-site, seminar dan diskusi baik pada tataran nasional maupun internasional

Kapan PKHT IPB didirikan?

Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) adalah organisasi unit kerja di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) di lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB). PKHT merupakan pengembangan Pusat Kajian Buah Tropika berdasarkan SK Rektor No : 027/Um/1996 tanggal 3 Mei 1996. Pada Tahun 2011 PKBT berubah nama menjadi Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) melalui perluasan mandat untuk tanaman buah dan sayur dan telah terpilih sebagai Binaan Pusat Unggulan Iptek dari Kementrian Riset dan Teknologi berdasarkan SK Kemenristek No. 244/M/Kp/IX/2011 pada tanggal 15 September 2011 tentang penetapan lembaga penelitian dan pengembangan yang akan ditingkatkan menjadi Pusat Unggulan Iptek. Soft launchingPKHT diluncurkan pada pembukaan Seminar Nasional Hortikultura di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang Bandung, 23-24 November. Pengukuhan PKHT ditetapkan pula melalui SK Rektor IPB No No. 212/I3/OT/2022 tanggal 6 Desember 2011.

Apa Kebijakan PKHT IPB?

Pengembangan komoditas hortikultura tropika merupakan proses yang panjang dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Oleh karena itu PKHT menggunakan pendekatan dan strategi  sebagai berikut :

  1. Penelitian diselenggarakan secara berkelanjutan dengan panduan roadmap yang dinamis.
  2. Penetapan ideotype produk yang dikembangkan berdasarkan perkembangan standar pasar dan kebutuhan pemangku kepentingan.
  3. Membangun kemitraan pada tataran lokal, nasional maupun internasional untuk sinergi kapasitas penelitian dan efektivitas implementasi dan diseminasi.
  4. Mengembangkan kluster agro-teknologi untuk percepatan peningkatan daya saing industri buah dan sayur tropika Indonesia.
  5. Mengembangkan diseminasi hasil penelitian secara terstruktur untuk meningkatkan kapasitas agribisnis dan sumberdaya manusia di bidang hortikultura.

Implementasi kebijakan dilaksanakan secara terkoordinasi pada empat divisi, yaitu Divisi Pemuliaan dan Perbenihan, Divisi Pengembangan Teknologi Buah, Divisi Pengembangan Teknologi Sayur dan Divisi Pascapanen dan Pengolahan.

Apa Kompetensi PKHT IPB?

Bidang Penelitian dan Kepakaran Pranata Penelitian dan Pengembangan telah ditetapkan ruang lingkup kepakaran kegiatan litbang yang ditangani oleh PKHT LPPM IPB yaitu :

Bidang Sub Bidang Ruang Lingkup Penelitian dan Kepakaran
Environmental, Agricultural, and veterinary sciences Crop sciences 1. Plant improvement
2. Plant growth and development
3. Plant protection
4. Post harvest technologies
5. Horticulture

Brand Fruit Talk Softcandy

PKHT terpilih  sebagai salah satu dalam “Terobosan Inovasi Indonesia 2015” dari Kemenristekdikti dalam kategori Ketahanan Pangan.

Brand Fruit Talk Softcandy Buah Nanas dan Pepaya

Latar Belakang

Upaya diversifikasi produk olahan buah nanas dan pepaya, dibutuhkan suatu inovasi pengolahan yang dapat memberikan nilai tambah dan fungsi pada produk olahan buah nanas dan pepaya.

Softcandy buah nanas dan pepaya lebih tahan lama dibanding buah segarnya. selain itu, diperkaya dengan ekstrak rumput laut sebagai sumber serat tambahan, sehingga dapat dikategorikan sebagai healthy food.

Keunggulan
Teknologi

  • Camilan buah sehat dengan vitamin dan serat alami tinggi
  • Sumber serat alami (Dietary fiber) dari buah asli dan karagenan/rumput laut

Efisiensi/Produktivitas
Memanfaatkan daging buah nanas dan pepaya utuh dengan tambahan sedikit gula tanpa perisa buah tambahan dan pengawet. Rendemen mencapai 40%.

Tingkat Komponen dalam Negeri

  • Bahan baku yang digunakan yaitu buah pepaya, nanas, gula pasir dan rumput laut (karagenan)
  • Bahan baku buah nanas dan pepaya melimpah sepanjang tahun
  • TKDN100%

Field Test (Uji Lapangan)

Produk ini sudah dilakukan field test market melalui Serambi Botani (gerai IPB), berbagai pameran buah dan pameran produk-produk inovatif, kios inovasi dan pameran Higher Education Expo. Sebagain besar costumer suka dengan produk ini. Produk ini sudah dilakukan pengujian umur simpan terkait ketahanan produk selama penyimpanan, agar kualitas dapat terjaga meski tanpa bahan pengawet.

Teknis 

  • Produk ini diproduksi dibawah pengawasan Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB
  • Produk ini sudah dilengkapi sertifikat Halal dan PIRT.

Pemasaran

Sebagai tahapan akuisisi pelanggan, terakhir kali mengikuti event pameran kios inovasi di Central Park dan living World Maret 2015.

Innovator
1. Prof. Dr.Ir. Ani Suryani, DEA
2. Ir. Nurlaila Abdullah, MSi
3. Prof.Dr. M. Firdaus, SP, MSi
4. Prof.Dr.Ir. Syafrida Manuwoto, MSc

Link Pusat

  1. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Kelautan (PKSPL)
  2. Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)
  3. Pusat Studi Biofarmaka (PSB)
  4. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH)
  5. Pusat Pengembangan Ilmu Teknik Untuk Pertanian Tropika (CREATA)
  6. Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB)
  7. Pusat Pengembangan ILTEK Pertanian dan Pangan Asia Tenggara
  8. Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi-Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC)
  9. Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W)
  10. Pusat Studi Satwa Primata (PSSP)
  11. Pusat Studi Hewan Tropika (CENTRAS)
  12. Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM)
  13. Pusat Studi Internasional untuk Ekonomi Keuangan Terapan (Inter CAFE)
  14. Pusat Kajian Resolusi Konflik (Care)
  15. Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie)
  16. Pusat Pengelolaan, Peluang dan Resiko Iklim Kawasan Asia Tenggara dan Pasifik (CCROM-SEAP)
  17. Pusat Studi Reklamasi Tambang (Reklatam)
  18. Pusat Studi Bencana
  19. Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syari’ah (CI-BEST)
  20. Pusat Kajian Gender dan Anak (PKGA)

Publikasi Nasional 2016

No Judul Nama Penulis Nama Jurnal Ket
1. Pengaruh penyimpanan suhu rendah benih bawang merah (allium ascalonicum L.) terhadap pertumbuhan benih Mardiana, Y. Aris Purwanto, Lilik Pujantoro, Sobir Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1, p 67-74 (2016)
2. Morfologi dan Pertumbuhan Planlet Hasil Induksi Poliploidi melalui Perlakuan Kolkisin pada Kuncup Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume) Tubagus Kiki KA, Dewi Sukma, Sandra Arifin Aziz, Muhammad Syukur Jurnal Agronomi Indonesia 44(1):68-75 (2016)
3. Kemiripan dan Evaluasi Produksi Aksesi Kenikir (Cosmoscaudatus Kunth.) dari Jawa Barat Venti Jatsiyah, Anas D Susila, Muhammad Syukur Jurnal Agronomi Indonesia 44(1):55-61 (2016)
4. Mengatasi cemaran getah kuning pada buah Manggis (Garcinia mangostana) dengan Aplikasi Kalsium dan Teknologi Lubang Resapan Biopori Odit F Kurniadinata, Roedhy Poerwanto, Darda Efendi, Ade Wachjar Jurnal Hortikultura Vol. 26, No. 1 : 59-66 (2016)
5. Pelengkungan Cabang dan Pemupukan Jeruk Keprok Borneo Prima pada Periode Transisi di Lahan rawa Kabupaten Paser Kaltim M. Noor Azizu, Roedhy Poerwanto, MR. Suhartanto, Ketty Suketi Jurnal Hortikultura Vol. 26, No. 1 : 81-88 (2016)
6. Pengambilan keputusan petani terhadap Penggunaan Benih Bawang Merah Lokal dan Impor di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Valentina Theresia, Anna fariyanti, Netti Tinaprilla Jurnal Agraris Vol. 2 No. 1 Jan-Jun 2016
7. Analisis Persepsi petani terhadap Penggunaan Benih Bawang Merah Lokal dan Impor di Kab. Cirebon Jawa Barat Valentina Theresia, Anna fariyanti, Netti Tinaprilla Jurnal Penyuluhan Vol. 12 No. 1 Maret 2016
8. Penggolongan Mangga Gedong Gincu berdasarkan rasio kandungan gula asam menggunakan Prediksi Near Infrared Spectroscopy Noneng Fahri, Y. Aris Purwanto, I Wayan Budiastra Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (31-36)

2016

9. Perubahan Kualitas Pasca Panen Bayam Organik selama Penyimpanan setelah Perlakuan Heat Shock dan Hydrocooling Dini Nur Hakiki, Emmy Darmawati, Y. Aris Purwanto, Lieno Hideto Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (53-58) 2016
10. Pengendalian Colletotrichum spp. Seed borne pathogen of chili by Microwave Irradiation Lilin Naelun Najah, MR. Suhartanto, Widodo Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 12, No. 4 (115-123) 2016
11. Induksi Kalus dan Regenerasi Tiga Genotipe Tomat (Solanum lycopersicon L.) melalui Kultur Antera Ratna Ningsih, Bambang S Purwoko, Muhamad Syukur, Iswari S Dewi Jurnal Hortikultura Indonesia 7(2): 73-80. Agustus 2016
12. Aplikasi Bakteri Probiotik untuk Meningkatkan Mutu Fisiologi dan Kesehatan Bibit Cabai (capsicum annuum L.) Seedlings Anna Tefa, Eny Widajati, Muhamad syukur, Giyanto Jurnal Agronomi Indonesia 44(2):176-182 (2016)

Prototipe Inovasi Pengembangan Pepaya Pada Lahan Sub Optimal Dengan Penguatan Kelembagaan Kemitraan

Penyebaran Benih Pepaya pada Petani untuk kegiatan Pengembangan Pepaya pada Lahan Sub Optimal
Pemilihan petani untuk kegiatan pengembangan pepaya pada lahan sub optimal dilakukan di Kelurahan Talang Keramat dan di Mulligan’s Garden. Dari kunjungan ke dua daerah ini telah diperoleh petani yang dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini yaitu Kelompok Tani yang diketuai oleh Pak Wahyu di Kelurahan Talang Keramat, Pak Adi petani di Mulligan’s Garden, dan Ibu Endang dari UNSRI.
Kelurahan Talang Keramat, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan merupakan model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Di Kelurahan ini terdapat dua kelompok tani yaitu kelompok tani untuk bapak-bapak dan kelompok wanita tani. Ketua kelompok tani bapak-bapak diketuai oleh Pak Wahyu. Pak Wahyu juga telah mengusahakan pepaya Callina tetapi saat ini akan dilakukan penggantian tanaman karena tanaman pepaya sudah tidak produktif. Adapun mengenai pemasaran pepaya, Pak Wahyu menjual pepaya kepada tengkulak yang datang langsung ke kebun. Tengkulak bisa langsung memanen buah pepaya. Harga pepaya selama ini sekitar Rp 2500 – 4000/kg. Pak Wahyu mendapatkan benih pepaya sebanyak 2 pak (200 benih /pak) dan SOP pengusahaan pepaya.
Pemilik Mulligan’s Garden yaitu ibu Dedeh Nurhayati, SS, MM. Obyek wisata Mulligan’s Garden terletak di Desa Parit-Purnajaya Kecamatan Indralaya Utara, Kab. Ogan Ilir (OI) Sumatera Selatan. Obyek wisata tersebut mempunyai konsep wisata agro dengan mengutamakan  Education dan Recreation dengan kegiatan seperti outbond dan kebun buah dan tanaman hias. Beberapa buah yang sudah diusahakan seperti kelengkeng, dan jambu air. Kegiatan lain yang diusahakan yaitu mengelola kafe yang mengusahakan bakery, makanan, karaoke dan ruang pertemuan. Kafe tersebut dekat dengan UNSRI sehingga banyak pelanggan berasal dari kalangan mahasiswa dan dosen UNSRI seperti pesanan roti untuk kegiatan-kegiatan seminar, ujian sidang dan acara lainnya. Pada lokasi wisata sekitar 7 hektar masih terdapat lahan yang dapat ditanami dengan buah-buahan termasuk tanaman pepaya. Benih sekitar 4 pak (800 butir) telah disampaikan ke Manager Mulligan’s garden (Pak Adi) untuk dilakukan pembimbitan.
Ibu Ir. Endang Dama Setiaty, MS merupakan dosen UNSRI yang juga melakukan penelitian terhadap budidaya pepaya pada tipe lahan Utisol dengan perlakuan pemupukan. Pada penelitian Ibu Endang ini, varietas pepaya yang ditanam yaitu Calina. Ibu Endang memiliki lahan sebesar 5 hektar yang dapat digunakan untuk demplot penelitian pepaya pada lahan sub optimal. Selain perlakuan pemupukan, Ibu Endang juga melakukan sistem surjan dalam pengusahaan pepaya khusus lahan yang rawa. Karena ketersediaan lahan dan pengalaman dalam budidaya pepaya Calina, maka Ibu Endang dijadikan petani mitra untuk kegiatan penelitian ini. Ibu Endang telah menerima 3 pak (600 butir) benih pepaya beserta SOP budidaya untuk lahan kering masam. Pada bulan April ini benih yang telah didistribusikan tersebut sudah disemaikan pada masing-masing petani mitra.

Pelatihan Pengusahaan Budidaya Pepaya pada Lahan Sub Optimal
Lahan sub optimal di daerah demplot penelitian merupakan lahan sub optimal dengan tipe lahan kering masam dan lahan basah masam. Kedua lahan ini memiliki sifat yang berbeda sehingga memiliki perlakuan yang berbeda dalam melakukan budidaya. Benih pepaya yang telah didistribusikan sudah dilakukan penyemaian oleh petani mitra penelitian. Pada tanggal 10 April 2013 telah dilakukan supervisi demplot produksi pepaya pada lahan sub optimal lahan kering di Desa Sukasari, Kecamatan Talang Keramat. Di Desa Sukasari adalah lokasi petani mitra Ibu Endang. Di lokasi ini, benih telah disemaikan pada tanggal 13 Maret 2013 dan pada saat supervisi tanggal 10 April 2013 bibit pesemaian telah berumur 29 hari.
Umur bibit pepaya tersebut sudah siap ditanam kurang lebih satu minggu ke depan atau pada saat bibit berumur 35 hari. Selain itu lahan budidaya juga sudah dibersihkan dan sedang dibuat lubang tanam untuk kegiatan penanaman. Jumlah populasi tanaman yang akan ditanam sebanyak 300 pohon dengan luas lahan kurang lebih 2.000 m2. Kondisi benih yang telah siap untuk ditanam dan persiapan lahan juga telah dilakukan maka dilakukan pelatihan mengenai budidaya pepaya pada lahan sub optimal. Pelatihan dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 11 April 2013 untuk pelatihan budidaya pada lahan kering masam dan tanggal 12 April untuk pelatihan budidaya pada lahan basah. Pelatihan budidaya pepaya pada lahan kering masam dilakukan di Desa Sukasari, Kecamatan Talang Keramat. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 25 orang yang terdiri dari petani pepaya, warga masyarakat sekitar, dan mahasiswa.
Dalam pelatihan ini dipaparkan mengenai teknik budidaya di lahan sub optimal kering masam untuk tipe tanah Ultisol/Podzolik dengan tekstur tanah liat dan pH yang rendah (pH<4). Pada sosialisasi ini dipaparkan mengenai kegiatan pengapuran untuk mengurangi tingkat keasaman dan pelatihan komposing pada pupuk kandang ayam dengan menggunakan aktivator Plant Growth Promoter and Regulator (PGPR). Pada kegiatan pelatihan ini juga dilakukan diskusi mengenai permasalahan yang sering dihadapi petani pepaya dalam melakukan budidaya pada lahan sub optimal. Dari diskusi tersebut beberapa permasalahan yang sering dihadapi petani antara lain kurangnya pengetahuan mengenai pengelolaan pH tanah yang asam, kurangnya pengelolaan drainase tanah pada musim hujan sehingga banyak tanaman yang terkena busuk akar, kendala pada penggunaan pupuk organik berupa pupuk kandang ayam yang kurang baik untuk tanaman pepaya, dan petani belum bisa melakukan seleksi pohon untuk bunga betina dan hermafrodit.

Pelatihan budidaya pepaya pada lahan sub optimal basah dilakukan di Desa Parit, Kabupaten Ogan Ilir. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 62 orang yang terdiri dari petani pepaya, ibu-ibu PKK, pemuda Karangtaruna, dan pejabat desa. Materi yang disampaikan dalam sosialisasi ini adalah pengenalan sistem surjan sebagai alternatif mengatasi genangan air pada budidaya pepaya lahan sub optimal basah. Di daerah ini akan ditanam 200 pohon pepaya pada lahan sub optimal basah. Petani mitra penelitian juga telah melakukan penyemaian sebanyak 500 pohon dengan umur tanaman 29 hari. Selain petani mitra penelitian, petani di daerah sekitar juga memiliki antusias yang tinggi terhadap pembudidayaan pepaya. Oleh karena itu, petani tersebut akan diberikan benih dan dijadikan sebagai petani untuk demplot kontrol penelitian sebanyak 100 pohon. Demplot kontrol ini akan dibuka di Desa Purnajaya.

Pelatihan Pengolahan Produk Turunan Pepaya
Salah satu alternatif mengatasi kelebihan pasokan pepaya segar ketika terjadi musim panen dan merosotnya harga pada musim panen adalah dengan melakukan pengolahan produk turunan pepaya. Pengolahan pepaya ini bisa meningkatkan nilai tambah produk sehingga produk masih dapat bernilai jual tinggi. Banyak petani pepaya menjual pepaya dalam kondisi segar. Pada saat ini sudah banyak dijumpai produk-produk turunan dari pepaya diantaranya adalah produk sari buah, dodol, produk kosmetik yang menggunakan ekstrak pepaya dan sebagainya. Pada program ini juga dilakukan pelatihan pengolahan pepaya tetapi dengan menggunakan teknologi sederhana. Harapannya petani maupun masyarakat dapat melakukan pengolahan pepaya sebagai salah satu usaha meningkatkan nilai tambah pepaya melalui teknologi yang sederhana dan mudah diaplikasikan.


Pelatihan pengolahan produk turunan pepaya ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 April 2013 bertempat di Desa Parit, Kabupaten Ogan Ilir bersamaan dengan pelatihan budidaya pepaya pada lahan sub optimal basah. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 62 orang yang terdiri dari petani pepaya, ibu-ibu PKK, pemuda Karangtaruna, dan pejabat desa. Materi yang disampaikan berupa sosialisasi mengenai aneka macam bentuk olahan buah-buahan dan demo pembuatan Gum Drop dari buah pepaya. Pelatihan ini dipandu langsung oleh Ir. Hisworo Ramdani, M.Si yang merupakan ahli pengolahan pangan dari PKHT IPB.