Peningkatan Ketersediaan Benih Varietas Unggul Kentang Sayur dan Bahan Baku Industri untuk Mendukung Kemandirian Benih

Kegunaan dari penelitian ini adalah meningkatan ketersediaan benih dari varietas unggul kentang sayur dan bahan baku industri untuk memenuhi kebutuhan kentang nasional baik kentang untuk sayur maupun kentang untuk industri, karena kentang merupakan komoditas sayuran yang memiliki volume impor terbanyak kedua setelah bawang. Metode yang akan dilakukan mencakup: 1) pelepasan varietas kentang sayur, kentang kualitas premium, serta varietas yang sesuai dengan kriteria kentang untuk bahan baku olahan dan industri, 2) produksi benih kentang bermutu dari varietas-varietas unggul tersebut dengan skala luas sehingga dapat memenuhi kebutuhan calon petani mitra, 3) diseminasi ke petani dan konsumen melalui kontrak kerjasama dengan industri, 4) pengembangan SOP produksi benih kentang yang baik, 5) pengembangan demplot kentang dari varietas kentang yang telah didaftarkan.

Pada tahun pertama kegiatan uji multilokasi (Zulkarnaen et al, 2017; Purwito et al., 2017) dalam rangka pendeskripsian dan pelepasan varietas tanaman telah dilakukan (Gambar 4.1). Pendaftaran varietas tanaman telah dilakukan dengan nama Katineung (Nomor: 504/PVHP/2017)  dan Kagawa (Nomor: 505/PVHP/2017).  Kegiatan pada tahun 2017 difokuskan kepada kegiatan perbanyakan propagule untuk uji coba dan perbanyakan bibit.

Perbanyakan benih kentang di lapangan, Cikandang, Garut

Pada tahun ke dua dilaksanakan secara masif perbanyakan benih untuk diseminasi. Uji coba kualitas kentang baik untuk kebutuhan sayur dan produk olahan (chips) (Harahap et.al, 2017) juga telah dilakukan. Selain itu pada tahun ke dua dilakukan penyempurnaan Standar Operasional Prosedur (SOP) produksi benih kentang diantaranya perbanyakan benih dengan implementasi teknologi percepatan produksi benih seperti perlakukan jarak tanam dan jenis propagule (Neni et al., 2018; Azhari dan Maharijaya, 2019).

Adapun kegiatan yang dilakukan pada ketiga meliputi penyusunan dokumen kelayakan dan model bisnis. Di tahun ketiga penelitian ini mencapai tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) nomor 9 yaitu teknologi benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian (Maharijaya et. al, submitted). Indikator-indikator yang dipenuhi yaitu, konsep penerapan teknologi produksi kentang baik untuk sayur maupun olahan benar-benar dapat diterapkan, perkiraan investasi teknologi untuk melakukan produksi telah dibuat, tidak ada perubahan desain yang signifikan karena teknologi telah teruji pada lingkungan sebenarnya. Teknologi yang diterapkan baik dari SOP dan varietas telah memenuhi sertifikasi yang dibutuhkan dan semua dokumentasi telah lengkap.

Posted in Kegiatan, Kegiatan Penelitian.