No |
Judul |
Nama Penulis |
Nama Jurnal |
|
1. |
Volatiles and aroma characterization of several lai (Durio kutejensis) and durian (Durio zibethinus) cultivars grown in Indonesia |
Maria Belgisa, Christofora Hanny Wijaya, Anton Apriyantono, Bram Kusbiantoro, Nancy Dewi Yulianaba |
Scientia Horticulturae |
|
2. |
Effect of Low Temperature Storage on The Postharvest Quality of Minimally Processed Shallot (Allium ascalonicum L.) |
Y.A. Purwanto, R.B. Nugraha |
Acta Horticultura |
|
3. |
Susceptible Phase of Chili Pepper Due to Yellow Leaf Curl Begomovirus Infection |
Dwi Wahyuni G, Sri H Hidayat, Muhammad Syukur |
International Journal on Advanced Science Engineering Information Technology |
|
4. |
Inheritance of Fruit Cracking Resistance in Tomato (Solanum lycopersicum L.) |
Marlina Mustafa, Muhammad syukur, Surjono Hadi Sutjahjo, Sobir |
Asian Journal of Agricultural Research |
|
5. |
Antixenosis and antibiosis based resistance of chili pepper to melon aphid |
A. Daryanto, M. Syukur, P. Hidayat and A. Maharijaya |
Journal of Applied Horticulture |
|
6. |
Selection And Characterization Of Siderophore-Producing Rhizobacteria And Potential Antagonistic Activity Toward Ralstonia Solanacearum |
Abdjad Asih Nawangsih, Ida Parida, Suryo Wiyono, Juang Gema Kartika |
Biotropia Vol. 24 No. 2, 2017: 85 – 93 |
|
7. |
Evaluation of potato clones for their adaptation to medium altitude conditions in the tropics |
Agus Purwito,G. A. Wattimena, Muhamad Syukur, Sobir, Ferdhi I. Nuryana, Heri Harti, Awang Maharijaya |
Euphytica; October 2017, 213:237; ISSN: 0014-2336 (Print) 1573-5060 (Online) |
|
8. |
Phylogenetic analysis of Indonesian gandaria (Bouea) using molecular markers of cpDNA trnL-F intergenic spacer |
Tri Harsono, Nursahara Pasaribu, Sobir, Fitmawati, Eko Prasetya |
Biodiversitas; Vol 18 No 1 (2017) |
|
9. |
The Bionomics of the CocoaMealybug, Exallomochlus hispidus (Morrison) (Hemiptera: Pseudococcidae), on Mangosteen Fruit and Three Alternative Hosts |
Murni Indarwatmi, Dadang, Sobir Ridwani and Endang Sri Ratna |
Insects 2017, 8 (3), 75; |
|
10. |
Combining Trichoderma hamatum THSW13 and Pseudomonas aeruginosa BJ10–86: a synergistic chili pepper seed treatment for Phytophthora capsici infested soil |
Philip Pkemei Chemeltorit, Kikin Hamzah Mutaqin, W. Widodo |
European Journal of Plant PathologyJanuary 2017, Vol. 147, Issue 1, pp 157–166 |
Monthly Archives: February 2018
TAKOKAK (Solanum torvum)
Nama Umum :
Terung pipit (Melayu), Rimbang (Minagkabau), Trung cawing (Aceh), Cepokak (Jawa), Takokak (Sunda)
Deskripsi :
Tanaman ini termasuk tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 3 m. Batang bulat, berkayu, bercabang, dan berduri. Bunga : Bijinya pipih, kecil, licin dan berwarna putih kekuningan. Berakar tunggang menjalar di dalam tanah (Sirait, 2009).
Kegunaan :
Buah segar yang hijau dapat dimakan langsung atau digunakan dalam masakan. Ekstrak dari tanaman berguna untuk pengobatan penyakit kulit. andungannya yang penting antara lain terdapat pada buah mentah, buah kering, daun, dan akarnya. Pada buah mentah terdapat chlorogenin, sisalogenone, torvogenin, dan vitamin A. Buah keringnya terdapat solasonin 0,1%. Daunnya terdapat neochlorogenine dan panicolugenin. Sedangkan pada akarnya terdapat kandungan jurubine.Sumber lain menyebutkan, buah takokak mampu bertindak sebagai antioksidan. Beberapa zat kimia yang terkandung dalam takokak terbukti dapat melindungi jaringan tubuh dari efek negatif radikal bebas. Dalam Medicinal Plants: Quality Herbal Products for Healthy Living ( Vimala, 1999) menyatakan, takokak memiliki aktivitas pembersih superoksida yang tinggi, yakni di atas 70%.
Budidaya :
Tanaman S. torvum dapat diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif. Perbanyakan dengan biji dilakukan dengan terlebih dahulu membuang daging buah kemudian disemaikan. Setelah ketinggian benih sekitar 10 cm dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan dengan jarak tanaman 70 x 80 cm. Pemeliharaan tanaman cepoka hanya dengan membersihkan gulma dan menggemburkan tanah. Tanaman ini merupakan tanaman yang tahan terhadap penyakit layu, tidak seperti jenis Solanaceae lainnya. Buah pertama cepoka dapat dipanen setelah berumur sekitar 3-4 bulan dari waktu tanam (Sirait, 2009).
POH POHAN (Pilea trinervia Wight.)
Deskripsi :
Merupakan tanaman terna, tumbuh tegak yang termasuk dalam family Urticaceae yang tingginya dapat mencapai 2 m. Pohpohan tumbuh tegak, berupa herba monoecious atau dioecious. Daunnya lunak dan berbau harum.
Kegunaan :
Daun pohpohan (Pilea Trinervia Wight) yang dikonsumsi sebagai lalapan mengandung senyawa steroid/triterpenoid, alkaloid dan flavonoid.
Budidaya :
Tanaman ini dapat tumbuh dengan subur di daerah pegunungan pada ketinggian 500–2 500 m dpl. Pohpohan juga dapat tumbuh di daerah lembab, baik yang mengandung sedikit maupun banyak humusnya. Pilea trinervia dapat dikembangbiakkan secara stek atau menggunakan biji
Brand Pepaya Callina
Pepaya Callina PKHT terpilih sebagai salah satu dalam “Terobosan Inovasi Indonesia 2015” dari Kemenristekdikti dalam kategori Ketahanan Pangan.
Brand Pepaya Callina
Latar Belakang
Pepaya (Carica papaya l.) merupakan salahsatu tanaman buah tropis yang populer di masyarakat. Konsumsi pepaya nasional menempati urutan kedua setelah pisang. Sumbangan varietas ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomisnya sehingga daya saing buah pepaya yang berkualitas akan meningkat dan pendapatan petani juga meningkat serta akan mempercepat laju pembangunan pertanian khususnya di sektor buah-buahan.
Manfaat Pepaya Callina
- Untuk konsumsi dengan daging buah pepaya yang tebal dan renyah dan keragaan tanaman yang rendah.
- Mengembangkan buah pepaya yang memenuhi standar kualitas konsumen dan berdaya saing tinggi.
- Meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap pepaya.
- Mengurangi impor buah.
Keunggulan
Teknologi
- Tanaman bersari bebas
- Beradaptasi luas, baik di dataran rendah tinggi
Efisiensi/Produktivitas
- Umur genjah, dapat mulai panen pada umur 7-8 bulan setelah tanam.
- Produktivitas tinggi dengan potensi hasil mencapai 70 kg/pohon.
Field Test (Uji Lapangan)
Pepaya Callina telah menyebar di seluruh Indonesia dan di masyarakat, dikenal sebagai Pepaya California.
Pemasaran
Lisensi produksi dan pemasaran benih telah dilakukan bersama dengan CV. Jogja Horti Lestari dan PT. Bogor Life Science Technology.
Investor
Kerjasama produksi dan pemasaran benih melalui sistem lisensi
Agent-Distributor
Kerjasama pemasaran untuk agent dan distributor di seluruh Indonesia.
Lain-lain
Peningkatan kemitraan dengan stakeholders (petani produsen, pedagang, pemerintah, perguruan tinggi lain) dengan konsep Revolusi Oranye.
Innovator Pepaya Callina
- Prof.Dr. Sriani Sujiprihati, MS
- Endang Gunawan, SP, MSi
- Kusuma Darma, SP, MSi
SINTRONG (Crassocephalum crepidioides)
Nama Umum :
Sintrong (Sunda), Salentrong, jalentrong, sembung gilang (Jawa)
Deskripsi :
Merupakan tanaman terna yang tingginya dapat mencapai 1 m. Batangnya lunak dan beralur dangkal. Daun berbentuk jorong memanjang atau bundar telur terbalik dengan pangkal menyempit dan ujung runcing serta tepinya rata. Bunganya merupakan bunga majemuk berupa bongkol-bongkol yang tersusun dalam malai.
Kegunaan :
Daun sintrong dapat digunakan sebagai lalapan dan sayuran.
Budidaya :
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan benih. Penanaman diawalai dengan kegiatan persemaian. Pindah tanam dapat dilakukan setelah tinggi bibit mencapai 8 – 10 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 30 cm x 30 cm. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, pemberian pupuk kandang sebelum penanaman dan pemberian pupuk NPK (15-15-15) saat pertanaman sangat dianjurkan. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pemanenan habis dengan mencabut seluruh tanaman atau pemanenan berulang dengan mencabut hanya sebagian tanaman. Pemanenan habis dilakukan pada saat 5 – 6 minggu setelah tanam. Pemanenan berulang dapat dilakukan pada saat tinggi tanaman sudah mencapai 20 – 25 cm. Pemanenan berulang dilakukan pada 8 – 10 cm di atas permukaan tanah dengan interval pemanenan 7 – 14 hari. Pemanenan berulang dapat dilakukan sampai dengan 6 – 7 kali panen. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada malam atau pagi hari.