Cabai rawit merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki periode panen yang panjang sehingga sangat rentan terhadap anomali iklim. Adanya perubahan iklim yang sangat drastis misalnya curah hujan yang berlebih menyebabkan tanaman cabai rawit merah di sentra produksi Jawa Timur banyak yang busuk, sehingga produksi menurun. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya pasokan cabai nasional. Akibat rendahnya pasokan menyebabkan harga cabai rawit merah melambung tinggi yaitu Rp 170.000/kg di Pasar Jakarta. Untuk mengatasi permasalahan produksi cabai rawit merah yang rentan terhadap perubahan anomali iklim dan menjaga kestabilan produksi dan harga maka perlu dilakukan kegiatan pengembangan varietas cabai rawit merah dengan periode panen pendek untuk antisipasi anomali iklim.
Pada rangkaian penelitian sebelumnya PKHT-IPB telah mengumpulkan dan mengkarakterisasi beberapa koleksi plasma nutfah cabai rawit merah termasuk genotipe-genotipe lokal. Genotipe lokal memiliki keunggulan diantaranya, memiliki periode panen yang pendek dan mampu menyesuaikan dengan kondisi ekstrem. Beberapa koleksi tersebut sudah dievaluasi dan di karakterisasi. Diantara koleksi tersebut ada yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi varietas yang mempunyai periode panen pendek dan beradaptasi terhadap anomali iklim. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi cabai rawit merah di Indonesia. Penelitian ini terdiri atas beberapa percobaan, yaitu: (1) Penyediaan berkelanjutan sumberdaya genetik potensial; (2) Pengujian calon varietas unggul potensial (3) perakitan varietas dan (4) pendaftaran komersial varietas tanaman. Target TKT yang akan dicapai pada akhir tahun penelitian adalah 4. Kemajuan penelitian sampai November 2019 adalah telah dilakukan penanaman dan peremajaan sebanyak 44 koleksi plasma nutfaf cabai rawit. Saat ini juga sedang dilakukan pengujian keunggulan salah satu calon varietas yang berpotensi dikembangkan sebagai varietas unggul. Perakitan varietas baru cabai rawit. Perakitan varietas dilakukan melalui pendekatan yaitu: persilangan tetua potensial, mutasi untuk memperpendek periode panen dan dilanjutkan seleksi untuk mendapatkan genotipe unggul, sesuai kriteria yang dituju.