No |
Judul |
Nama Penulis |
Nama Jurnal |
1. |
Kandungan Antosianin dan Karotenoid serta Komponen Produksi pada Kacang Panjang Berpolong Ungu dan Hijau |
Helvi Ardana Reswari, Muhamad Syukur dan Willy Bayuardi Suwarno |
Jurnal Agronomi IndonesiaVolume 47 Nomor 1p-ISSN: 2085-2916e-ISSN: 2337-3652 |
2. |
Pola Kemajuan Seleksi pada Cabai Rawit Spesies Capsicum annuum L. |
Rosminah, Awang Maharijaya dan Muhamad Syukur |
Jurnal Agronomi IndonesiaVolume 47 Nomor 1p-ISSN: 2085-2916e-ISSN: 2337-3652 |
3. |
Keragaman Morfologi dan Kandungan Tanin pada Taaman Leunca (Solanum nigrum (L.) |
Dea Nadila, Sobir, Muhamad Syukur |
Jurnal Agronomi IndonesiaVolume 47 Nomor 1p-ISSN: 2085-2916e-ISSN: 2337-3652 |
4. |
Induksi Mutasi Tanaman Leunca (Solanum nigrum L.) untuk Meningkatkan Keragaman Kandungan Tanin |
Siti Hartati Yusida Saragih, Syarifah Iis Aisyah dan Sobir |
Jurnal Agronomi IndonesiaVolume 47 Nomor 1p-ISSN: 2085-2916e-ISSN: 2337-3652 |
5. |
Genetic Diversity of Indonesian Shallots Based on Bulb-Tunic Patterns and Morphological Characters |
Lina Herliana, Reflinur, Sobir, Awang Maharijaya, Suryo Wiyono and Bojok Istiaji |
Indonesian Journal of Agricultural ScienceVolume 20 Nomor 1Page : 19-28ISSN : 1411-982XE-ISSN : 2354-850921/E/KPT/2018 |
6. |
Perbanyakan Pepaya (Carica papaya L.) ‘Sukma’ In Vitro dari Eksplan Tunas Pucuk sebagai Respon terhadap BA dan NAA |
Fitri Fatma Wardani, Darda Efendi, Diny Dinarti dan Joko Ridho Witono |
Jurnal Agronomi Indonesia(blm ada pdf)Volume 47 Nomor 2p-ISSN : 2085-2916e-ISSN : 2337-3652 |
7. |
Sebaran Suhu Daerah Perakaran pada Sistem Hidroponik untuk Budidaya Tanaman Cabai di Kawasan Tropika |
Wenny Amaliah, Herry Suhardiyanto, Muhamad Syukur |
Jurnal Keteknikan PertanianVolume 1 No 7P-ISSN : 2407-0475E-ISSN : 2338-8439 |
8. |
Respon Karakter Morfo-Fisiologi Genotipe Tomat Senang Naungan Pada Intensitas Cahaya Rendah |
Dwiwanti Sulistyowati, Muhammad Ahmad Chozin, Muhamad Syukur, Maya Melati dan Dwi Guntoro |
Jurnal HortikulturaVolume 29No 1ISSN :0853-7097e-ISSN : 2502-5120 |
9. |
Aktivitas Metabolit Sekunder Cendawan Endofit terhadap Colletotrichum acutatum pada Cabai Merah |
Nur Alfi Saryanah, Suryo Wiyono, Dadang |
Jurnal Fitopatologi IndonesiaVolume 15No 1Halaman : 36-44ISSN : 0215-7950 |
Category Archives: Publikasi Nasional
UJI MULTILOKASI MELON HIBRIDA POTENSIAL DAN PERAKITAN VARIETAS MELON HIBRIDA UNGGUL
Abstrak. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu dari buah-buahan yang memiliki keunggulan komparatif yaitu umur pendek dan bernilai ekonomi tinggi. Ketersediaan buah melon sangat erat kaitannya dengan ketersediaan benih. Sebagian besar benih melon yang ditanam petani diimpor dari luar negeri dan harganya sangat tinggi. Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) LPPM IPB telah melakukan serangkaian kegiatan pemuliaan tanaman melon ke arah pembentukan varietas hibrida unggul. Pada tahun 2008 telah dirakit lebih dari 20 hibrida. Dua hibrida terpilih, yakni Sunrise Meta dan Orange Meta telah melalui tahap uji adaptasi pada musim hujan 2008/2009. Melon „Sunrise Meta‟ ditujukan untuk pasar khusus melon tidak berjala dengan keunggulan: 1) Kulit buah putih bersih, 2) Daging buah yang berwarna jingga, 3) Rasanya manis (potensi kadar PTT: 14.8oBrix), 4) Teksturnya agak renyah, 5) Bobot buah tidak berbeda dengan varietas pembanding, 6) Tidak adanya after-taste yang kurang baik setelah dikonsumsi. Sedangkan Melon „Orange Meta‟ mempunyai keunggulan: 1) Kulit buah kuning menarik, 2) Daging buah yang berwarna jingga 3) Rasanya manis (potensi kadar PTT: 14.8 oBrix), 4) Teksturnya renyah, 4) Bobot buah tidak berbeda dengan varietas pembanding dan 5) Tidak ada after-taste yang kurang baik setelah dikonsumsi. Hasil uji preferensi konsumen menunjukkan Sunrise Meta dan Orange Meta lebih disukai panelis dibandingkan varietas pembanding. Untuk antisipasi perubahan selera konsumen dipersiapkan calon varietas unggul baru hasil persilangan tahun 2009. Varietas hybrid Orange Meta dan Sunrise Meta direkomendasikan untuk dilepas sebagai varietas komersial. Didukung oleh sertifikat pendaftaran Varietas Hasil Pemuliaan Nomor 207/PVHP/2009.
Kata kunci: Melon, varietas hibrida, uji multilokasi
PENGEMBANGAN PISANG SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Abstrak. Pisang merupakan tanaman yang relatif dapat beradaptasi luas dalam kondisi lahan dan musim kering. Pengembangan pisang, khususnya di daerah rawan pangan dan gizi diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan daerah tersebut. Namun, produksi pisang nasional mendapat ancaman serangan penyakit layu darah yang ditularkan oleh serangga melalui bunga jantannya. Penemuan pisang kepok mutan yang tidak berbunga jantan di Sulawesi tahun 1992 oleh tim Budenhagen, kemudian dilanjutkan oleh tim Pusat Kajian Buah Tropika-IPB mulai tahun 2008 memberi harapan terhadap penyelesaian penyakit layu darah. Uji observasi awal dilakukan ke daerah asal pisang tersebut, yaitu Kabupaten Kepulauan Selayar dan Bone, Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi telah terpilih pisang Kepok Loka Nipah sebagai calon varietas unggul karena mampu berproduksi hingga 41 kg/pohon, daging buah berwarna kuning muda dan rasanya manis. Pengamatan terhadap sifat fenotipe dan genetik dilakukan guna memperoleh data yang diperlukan untuk usulan pelepasan varietas yang akan dikirimkan ke Tim Penilai dan Pelepasan Varietas (TP2V), Departemen Pertanian. Berdasarkan sidang pelepasan varietas tanggal 4 Nopember 2009, pisang kepok Loka Nipah telah disetujui dengan nama Unti Sayang. Pelepasan varietas dilakukan bekerjasama dengan Pemda Sulawesi Selatan. Duplikasi pohon induk sebagai bahan perbanyakan bibit telah dilakukan dan ditanam di Kebun Percobaan PKBT, Pasir Kuda. Saat ini tersedia sekitar 200 plantlet pisang Kepok Unti Sayang yang akan diperbanyak untuk bahan diseminasi 2010.
Kata kunci : Pisang, layu darah, dan varietas.
REKAYASA LINGKUNGAN TERMAL LARUTAN NUTRISI PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT SECARA HIDROPONIK
Abstrak. Zone cooling diterapkan untuk mendinginkan suhu pada daerah perakaran pada tanaman tomat yang dibudidayakan secara hidroponik. Percobaan dilakukan dengan tiga perlakuan, yaitu pendinginan larutan nutrisi siang malam, pendinginan malam dan tanpa pendinginan. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman tomat dan kualitas buah tomat yang dihasilkan serta perubahan suhu larutan nutrisi harian selama pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini dilakukan juga analisis pindah panas pada pendinginan siang malam larutan nutrisi. Disamping itu dikembangkan juga sistem monitoring lingkungan mikro dengan menggunakan filed server (FS) untuk menentukan kebutuhan air dan nutrisi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pendinginan
siang malam menunjukkan pertumbuhan tanaman yang relatif lebih cepat, dan buah tomat yang dihasilkan mempunyai kadar gula relatif lebih tinggi dibanding perlakuan yang lain. Analisis keseimbangan termal dan pindah panas terhadap model yang dikembangkan diselesaikan dengan metode numerik beda hingga Euler (finite difference method). Hasil validasi model diperoleh nilai koefisien determinasi pada tangki larutan nutrisi sebesar 0.748 dan pada bedeng tanaman sebesar 0.733. Dengan menggunakan IP Public pada monitoring dengan field server, parameter radiasi matahari, suhu udara dan kelembaban relatif dan kondisi tanaman bisa diketahui dan diakses secara online dengan jaringan internet.
Kata kunci : Pendinginan siang malam, zone cooling, larutan nutrisi, hidroponik, tomat.
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNTI SAYANG MELALUI PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP)
Abstrak. Pisang merupakan komoditas yang sangat potensial dikembangkan untuk menunjang ketahanan pangan. Namun produksi pisang nasional mendapat ancaman serangan penyakit layu darah yang ditularkan oleh serangga melalui bunga jantan pisang. Berdasarkan kegiatan penelitian tahun 2009, PKBT IPB bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Selatan telah melepas varietas unggul pisang kepok tanpa bunga jantan dengan nama Pisang Unti Sayang. Pisang ini tahan (escape) terhadap penyakit layu darah. Kegiatan perbanyakan benih pisang dan pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan tujuan untuk didiseminasikan kepada para petani juga mulai dilakukan. Kegiatan yang dilakukan tahun 2010 meliputi diseminasi benih pisang Unti Sayang, diseminasi penerapan Good Agricultural Practices (GAP) di tingkat petani, serta sosialisasi pengolahan minimum pisang kepok. Pelatihan dan sosialisasi GAP pisang Kepok Unti Sayang telah dilakukan di Kecamatan Teras, Boyolali dan Kecamatan Ciampea, Bogor. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman dengan perlakuan SOP lebih baik dibandingkan non SOP. Pengembangan teknologi pengolahan minimum pisang dilakukan dengan cara dicacah dan dikeringkan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan gizi olahan sederhana pisang kepok pada H0 (saat panen) hampir sama dengan beras/nasi.
Kata kunci : Ketahanan pangan, pisang kepok, diseminasi, Good Agricultural Practices
(GAP), pengolahan minimum.
TEKNOLOGI TRUE SHALLOT SEED (TSS) SEBAGAI BAHAN TANAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BAWANG MERAH
Abstrak. Produksi bawang merah konvensional dengan penanaman umbi terus-menerus menyebabkan akumulasi patogen, terutama virus. Masalah ini dapat diatasi dengan penggunaan benih sejati bawang merah (True Shallot Seed – TSS). Produksi TSS di Indonesia menghadapi kendala faktor iklim, terutama fotoperiode. Kendala iklim dicoba diatasi dengan vernalisasi, giberelin (GA) dan fotoperiode. Percobaan vernalisasi (tanpa dan dengan vernalisasi) dan perlakuan GA (0, 50, 100, 200 ppm) dilakukan di rumah kaca
pada tanaman dalam polibag. Perlakuan fotoperiode dilakukan dengan perlakuan fotoperiode alami (waktu tanam minggu IV Juni 2011 dan minggu IV September 2011) dan GA (0, 50, 100, 200 ppm) dilakukan di lapangan. Hasil percobaan menunjukkan vernalisasi umbi bibit 100C selama 3 minggu merupakan penentu pembungaan bawang merah. Perlakuan GA meningkatkan persentase tanaman berbunga dua sampai tiga kali lipat pada tanaman dari umbi yang divernalisasi, tetapi tidak berpengaruh pada tanaman dari umbi tanpa vernalisasi. Hasil percobaan fotoperiode dan GA belum dapat dilaporkan secara lengkap karena masih berlangsung.
Kata kunci: Benih sejati bawang merah, fotoperiode alami, giberelin, vernalisasi.