Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB University, Dr Ernan Rustiadi lakukan monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian di salah satu lokasi yang dijadikan demfarm produksi bawang merah, beberapa waktu lalu. Kunjungan dilakukan di lahan petani di Dukuh Jatilawang, Desa Jembayat, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Penelitian ini dibiayai melalui program Prioritas Riset Nasional yang berjudul “Komersialisasi Bawang Merah Varietas Baru untuk Stabilisasi Suplasi Bawang Merah Nasional”. Tim peneliti terdiri dari Prof Muhamad Achmad Chozin selaku ketua, dengan anggota tim Prof M Firdaus, Dr Awang Maharijaya, Dr Heri Harti, Dr Suryo Wiyono, Dr Endang Gunawan, dan Kusuma Darma, SP, MSi. Tim ini merupakan pakar-pakar di Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB University.
“Selain di Tegal. Kegiatan demfarm produksi bawang merah juga dilakukan di Kuningan, Kebumen dan Blitar. PKHT IPB University telah menghasilkan produk berupa varietas bawang merah yang dikembangkan berbasis sumberdaya lokal. Varietas ini sudah diuji pada lingkungan sebenarnya hingga mencapai TKT (Tingkat Ketersiapan Teknologi) pada level 8 yaitu varietas bawang merah Tajuk dan SS Sakato,” jelas Dr Ernan.
Menurutnya, varietas Tajuk dilepas bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Nganjuk, sedangkan varietas SS Sakato dilepas bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Solok.
“Saat ini bibit varietas-varietas baru ini belum tersedia dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, perlu kegiatan komersialisasi karena sudah dilepas dan terbukti unggul di lapangan. Dengan tersedianya benih unggul bermutu ini akan meningkatkan produktivitas sehingga akan mendukung stabilitas produksi dan harga bawang merah di Indonesia,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa pembuatan demfarm di lahan petani bertujuan untuk melakukan uji coba varietas dan teknologi produksi. Selain itu, juga merupakan lahan belajar bagi petani yang akan mengadopsi benih dan teknologi budidaya bawang merah yang dikembangkan.
“Varietas bawang merah yang ditanam di demfarm Kabupaten Tegal adalah Tajuk dengan luas setengah hektar. Varietas Tajuk memiliki keunggulan dapat beradaptasi dengan baik pada musim kemarau dan tahan terhadap hujan serta memiliki aroma yang sangat tajam. Sehingga varietas ini cocok digunakan sebagai bahan baku bawang goreng. Produksi bawang merah Tajuk bisa mencapai 16 ton per hektar,” imbuhnya. (**/Zul)
Published Date : 06-Jan-2022
Narasumber : Dr Ernan Rustiadi (IPB Today Edisi 713)
Kata kunci : Bawang Merah, OKHT, Penelitian, IPB University, Varietas Tajuk
SDG : SDG 4 – PENDIDIKAN BERMUTU, SDG 9 – INFRASTRUKTUR, INDUSTRI DAN INOVASI, SDG 15 – MENJAGA EKOSISTEM DARAT