Golongan varietas bersari bebas. Tanaman: tinggi tanaman 66.80 ± 6.25 cm, lebar kanopi 94.60 ± 9.73 cm, habitus tanaman intermediate. Batang: warna batang hijau, warna buku ungu, tinggi dikotomus 22.58 ± 0.59 cm, diameter batan 10.50 ± 0.71 mm. Daun: bentuk daun ovate, warna daun bagian atas hijau, warna daun bagian bawah hijau, tepi daun rata, bentuk ujung daun meruncing, bentuk pangkal daunmeruncing, permukaan daun bagian atas halus (tidak berbulu), permukaan daun bagian bawah halus (tidak berbulu), panjang daun 10.12 ± 0.92cm, lebar daun 3.04 ± 0.01cm. Bunga: orientasi bunga menggantung, warna kelopak hijau muda, warna mahkota putih, warna kepala putikputih kekuningan, umur mulai berbunga 27.33 ± 3.06 HST. Buah: umur mulai panen 75.00 ± 3.00 HST, bentuk buah memanjang, warna buah muda hijau, warna buah intermediate keunguan, warna buah matang merah, tipe buah semi keriting, warna tangkai buah hijau, diameter buah 12.72 ± 0.44 mm, panjang buah 13.92 ± 1.63 cm, jumlah buah 80.56 ± 15.40 buah, bobot buah 10.24 ± 2.14 g, bobot buah per tanaman 706.75 ± 180.23 g. Biji: warna biji kuning jerami, bentuk biji pipih, berat 1000 biji 6.59-7.03 g. Sifat-Sifat Khusus: beradaptasi baik pada dataran rendah (47-400 m dpl), rasa pedas (kandungan kapsaicin 966.64 ± 17.71 ppm)<a
Monthly Archives: December 2015
Cabai Seloka
SK Pelepasan Cabai Seloka, No :071/Kpts/SR.120/D.2.7/7/2013 dapat dilihat di cabai seloka_2013
Tomat Tora
SK Pelepasan Tomat Tora, No : 084/Kpts/SR.120/D.2.7/2/2015 dapat dilihat di sk pvt tomat tora 2015
Workshop Penguatan Kelembagaan Pusat Unggulan IPTEKS tahun 2015
Penguatan kelembagaan iptek merupakan langkah penting dalam penguatan sistem inovasi nasional agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi dengan menghasilkan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi penggunaan teknologi (masyarakat, industri, dan pemerintah). Diharapkan dengan tumbuhnya inovasi dan teknologi yang disertai dengan pemanfaatan oleh pengguna, kontribusi iptek terhadap pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Salah satu upaya Kementerian Riset dan Teknologi untuk memperkuat kelembagaan iptek adalah melalui pengembangan Pusat Unggulan Iptek. Tujuan dikembangkannya Pusat Unggulan Iptek adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang menjadi lembaga litbang unggul bertaraf internasional dalam bidang prioritas spesifik agar terjadi peningkatan relevansi dan produktivitas serta pendayaan iptek dalam sektor produksi untuk menumbuhkan perekonomian nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Workshop ini dihadiri oleh pusat-pusat yang ada di lingkungan IPB serta dihadiri oleh Wakil Ketua LPPM IPB, Bapak Hartoyo. Beliau menekankan bahwa LPPM memiliki suatu model, yaitu model yang megintegrasikan penelitian dengan pengabdian kepada masyarakat. Inovasi hasil penelitian diharapkan bisa didiseminasikan kepada masyarakat. Dalam menjalankan model tersebut diharapkan setiap pusat yang ada di lingkungan IPB dapat membuat kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa KKN. Wakil Ketua LPPM IPB juga mengharapkan setiap pusat agar mengisi sistem manajemen kerja yang berfungsi untuk mengevaluasi apa saja yang sudah dilakukan oleh pusat-pusat di lingkungan IPB. Sebagai pemateri, Bapak Kemal Prihatman (Direktur Lembaga Litbang Kemenristek Dikti) memberikan beberapa uraian mengenai Pusat Unggulan Iptek (PUI), bagaimana tahapan suatu lembaga menjadi PUI. Salah satu faktor yang mendorong inovasi adalah kualitas lembaga litbang. Kualitas lembaga litbang di Indonesia masih tertinggal dibanding negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Singapura. Suatu lembaga dikatakan berkualitas bila sudah menerapkan dua hal yaitu PUI dan adanya Science Techno Park (STP) yang dibangun. Kemudian acara dilanjutkan dengan lesson learn yaitu sharing pusat-pusat yang sudah menjadi PUI diantaranya PKHT, PSB, SBRC dan PSSP. Dengan adanya lesson learn ini diharapkan pusat-pusat yang belum menjadi PUI bisa termotivasi untuk menjadi PUI, karena banyaknya manfaat yang diberikan bila pusat menjadi PUI.