Pengembangan Sayuran Indigenous

Peningkatan Produksi Sayuran Indigenous (Cabai Lokal, Terong Lalab, dan Sayuran Daun) melalui Perakitan Varietas Unggul dan Teknologi Produksi dalam Rangka Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Suboptimal dan Antisipasi Perubahan Iklim

Sayuran indigenous merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Namun saat ini perhatian terhadap sayuran indigenous nasional masih sangat kurang, bahkan cenderung ditinggalkan. Akibatnya keberadaan sayuran indigenous ini kurang dikenal dan sebagian mulai terancam kepunahan. Selain itu, dari sisi suplai untuk memenuhi permintaan sayuran, Indonesia masih mengimpor produk sayuran dengan laju peningkatan rata-rata selama lima tahun terakhir sebesar 14,97%. Produksi penyediaan sayuran menghadapi tantangan berupa penurunan daya dukung lahan dan anomali cuaca akibat perubahan iklim global.

Kegiatan penelitian ini mencakup: (1) pengembangan varietas yang adaptif pada lahan suboptimal, (2) pengembangan teknologi produksi lapang, (3) produksi benih varietas unggul, (4) kajian khasiat (metabolit sekunder), dan (5) diseminasi ke petani di daerah target pengembangan. Penyediaan varietas ini akan memperluas ketersediaan lahan produksi melalui penggunaan dan pemanfaatan lahan suboptimal yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi sayuran nasional. Pengembangan varietas dimulai dengan koleksi plasma nutfah yang dilanjutkan dengan karakterisasi, seleksi, hibridisasi, dan pengujian lapangan. Telah dihasilkan 10 aksesi Kemangi, 7 aksesi Kenikir dan 3 aksesi poh pohan yang potensial untuk dikembangkan menjadi varieta baru. Sementara itu dilakukan saat ini sedang seleksi calon varietas cabe local dan terong. Teknologi produksi benih saat ini juga sedang dilakukan percobaan lapang terhadap beberapa aksesi kemangi, kenikir dan poh-pohan. Perbanyakan bibit melalui kultur jaringan juga sedang dikerjakan, demikian juga analisis kandungan metabolit sekunder.

Asesi cabai lokal, terong lalap, kemangi, kenikir, ginseng jawa, kelor dan kecipir di kebun PKHT IPB Tajur Bogor

Cabai rawit hasil persilangan 321//295/285 –  calon varietas yang segera akan dilakukan uji multilokasi

Karakterisasi beberapa genotip terong

Selamat Datang

Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) merupakan pusat penelitian di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat – Institut Pertanian Bogor (LPPM – IPB) yang memiliki mandat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS), dan sumberdaya manusia untuk menggerakkan mata rantai agribisnis dan agroindustri hortikultura Indonesia.

Kepala : Dr. Ir. Darda Efendi, MSi

Sekretaris : Dr. Awang Maharijaya, SP, MSi

 

 

Seminar Nasional Perhorti 2015

IMG_8212 IMG_8261 IMG_8303Pada tanggal 19-20 Oktober 2015, PKHT bekerjasama dengan Departemen AGH Faperta IPB menyelenggarakan Seminar Nasional Perhorti dengan tema “Sinergi Stakeholder Holtikultura Indonesia Menghadapi Pasar Global” untuk mewadahi diseminasi dan pertukaran informasi para pelaku holtikultura bertempat di Hotel Savero Golden, Jl. Raya Pajajaran-Bogor. Peserta Seminar Nasional Perhorti berasal dari Peneliti/Dosen Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia. Peserta berjumlah sekitar 200 orang.

Dalam Seminar Nasional Perhorti 2015 ada mini symposium (FGD) yang terdiri dari :
1. FGD Sayuran Indigenous
2. FGD Sayuran Cabe dan Bawang
3. FGD Buah Jeruk
3. FGD Tanaman Krisan

Pembicara seminar dari IPB, Kementan, Kemenko Ekuin, Komisi IV DPR RI, Dirut PTPN 8.

Berikut rumusan pleno dan FGD RUMUSAN PLENO dan FGD Perhorti 2015

Pisang Raja Bulu Kuning

 

¨Rasa lebih manis dan legit
¨Penampilan menarik
¨Kandungan karoten relatif tinggi (88.3 mcg/100 g)
¨Indeks glikemik rendah (52%)
¨Tangkai kuat, buah tidak mudah lepas
¨Perakaran kuat sehingga tahan rebah
¨Nilai ekonomi tinggi