Sejak dibukanya keran impor buah masuk ke Indonesia (SK Menteri Perdagangan RI No.135 Tahun 1991) maka pasar Indonesia dibanjiri buah impor. Pada awalnya buah impor hanya dijumpai di pasar swalayan kemudian meluas ke pasar tradisional dan kios eceran di pinggir jalan perkotaan terutama di beberapa kota pelabuhan. Tidak membutuhkan waktu lama, kemudian buah impor merambah ke berbagai pelosok daerah bahkan sampai ke pedesaan. Memang, Indonesia dengan penduduk 200 juta lebih merupakan tujuan ekspor buah baik dari negara subtropik maupun tropik.
Keadaan ini meresahkan banyak kalangan. Pada tahun 1995 tokoh-tokoh paling tidak dari empat institusi : Institut Pertanian Bogor, Badan Litbang Pertanian, Dewan Riset Nasional, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi membahas kondisi tersebut di atas. Dalam diskusi terungkap bahwa di Indonesia kegiatan penelitian secara terstruktur baru dimulai sejak tahun 1970-an, selama 25 tahun tiga (3) lembaga yang melakukan penelitian yaitu : Perguruan Tinggi, Litbang Penelitian, Departemen maupun Non Departemen meneliti menurut jalannya sendiri-sendiri. Dana penelitian yang sangat kecil dan jangka waktu penelitian sangat singkat menyebabkan teknologi yang dihasilkan belum banyak bermakna. Beberapa pertemuan membuahkan keinginan untuk menyatukan kekuatan penelitian dari lembaga-lembaga terkait menjadi suatu kekuatan riset nasional. Sebagai wujud komitmen IPB tanggal 3 Mei 1996, Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) berdiri, dikukuhkan melalui SK Rektor IPB No.027/Um/1996. SK Pembentukan PKBT
Peresmian Pusat Kajian Buah Tropika yang lahir pada 3 Mei 1996 dilaksanakan pada tanggal 15 November 1997. Acara ini dihadiri berbaga instansi : Deptan, KNRT, Dikti, Perbankan, Masyarakat Buah Indonesia dan lingkungan internal IPB serta Direktur Utama PT. Mekarsari. Ir. Siti Hutami Sri Endang Adiningsih. Dalam acara ini peresmian PKBT dilakukan oleh Rektor IPB Prof. Dr.Ir. Soleh Solahuddin.